tag:blogger.com,1999:blog-81356304597080113882024-03-13T15:49:09.810+07:00OBGINUMJSitus ini berisi materi dasar singkat Ilmu Obstetri Ginekologi sebagai pengantar kuliah dan sumber informasi singkat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan lain yang memerlukanBambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-76163761179467958552010-08-12T16:56:00.001+07:002010-08-12T16:56:53.656+07:008. Asuhan Antenatal<h3> </h3><h3>TUJUAN</h3><ol><li>Pencegahan, deteksi dan terapi dini komplikasi kehamilan seperti <i>preeklampsia – eklampsia - perdarahan</i></li>
<li>Pencegahan, deteksi dan terapi dini kelainan medik selama kehamilan seperti <i>anemia – diabetes melitus – kelainan endokrin lain</i></li>
<li>Deteksi kelainan presentasi – kelainan posisi dan gangguan imbang <i>sepalopelvik</i> yang mempengaruhi jalannya persalinan</li>
<li>Memberi petunjuk pada ibu hamil mengenai <i>higiene – diet</i> dan <i>gejala berbahaya</i> yang sangat perlu diwaspadai oleh ibu hamil</li>
<li>Melakukan pemeriksaan laboratorium yang dapat mempengaruhi janin seperti golongan darah – tipe rhesus – <i>toksoplasmosis</i> dan <i>sifilis</i></li>
</ol><h3>FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL</h3><ul><li>Setiap bulan sampai bulan ke 6</li>
<li>Setiap 2 minggu pada bulan ke 7 dan 8</li>
<li>Setiap minggu pada bulan ke 9</li>
<li>Kunjungan yang lebih sering pada kehamilan resiko tinggi</li>
<li>Program DepKes : 4 kali kunjungan selama kehamilan </li>
</ul><h3> </h3><h3>KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA</h3><ol><li>Anamnesa<br />
</li>
<li>Pemeriksaan: umum – abdomen dan status lokalis .<br />
</li>
<li>Pemeriksaan laboratorium: <br />
<ul><li>Golongan darah.<br />
</li>
<li>Rhesus<br />
</li>
<li>Haemoglobin.<br />
</li>
<li>Toxoplasma dan atau VDRL bila perlu<br />
</li>
<li>Analisis urine terutama untuk gula dan albumin</li>
</ul></li>
</ol><h3>KUNJUNGAN ULANG</h3><ul><li>Anamnesa : pertanyaan mengenai keluhan selama kehamilan.<br />
</li>
<li>Pemeriksaan:</li>
<ol><li>Tekanan darah.<br />
</li>
<li>Berat badan.<br />
</li>
<li>Edema.<br />
</li>
<li>Pemeriksaan abdomen.</li>
</ol>
<li>Laboratorium: urine albumin dan gula</li>
</ul><h3>INSTRUKSI PADA IBU HAMIL</h3><ul><li>Diet</li>
</ul><blockquote>Kebutuhan harian:</blockquote><blockquote><ul><li>Kalori: 2500 Kcal.<br />
</li>
<li>Protein: 60 gm.<br />
</li>
<li>Karbohidrat: 200- 400 gm.<br />
</li>
<li>Lipid : harus dibatasi<br />
</li>
<li>Vitamins</li>
<ol><li>Vitamin A: 5000 IU.<br />
</li>
<li>Vitamin B1 (Thiamine): 1mg.<br />
</li>
<li>Vitamin B2 (Riboflavin): 1.5 mg.<br />
</li>
<li>Nicotinic acid: 15mg.<br />
</li>
<li>Ascorbic acid (vit. C): 50mg.<br />
</li>
<li>Vitamin D: 400 IU.<br />
</li>
<li>Asam folat: 0.5 mg.</li>
</ol>
<li>Mineral: </li>
</ul>Zat besi: 15 mg. <br />
Kalsium: 1000 mg.</blockquote><blockquote>Saran diet harian :</blockquote><blockquote><ul><li>1 liter susu murnin atau pengganti</li>
<li>1 – 2 butir telur</li>
<li>Sayur dan buah segar</li>
<li>Ikan</li>
<li>Roti gandum</li>
<li>Teh dan kopi : Batasi. </li>
</ul><h3> </h3></blockquote><h3>ADVIS LAIN</h3><ul><li><b>Merokok</b>: hindari oleh karena dapat menyebabkan PJT – pertumbuhan janin terhambat atau persalinan preterm.</li>
<li><b>Istirahat dan tidur </b>: 2 jam di siang hari dan 8 jam dimalam hari.</li>
<li><b>Olah raga </b>: olah raga berbahaya (menyelam atau olah raga air lain ) harus dihindari . Olah raga yang dianjurkan adalah olah raga sehari hari dirumah atau berjalan jalan . </li>
<li><b>Pakaian :</b></li>
<ul><li>Baju longgar, ringan dan terbuat dari bahan non sintetik<br />
</li>
<li>Kenakan penyangga payudara ( BH )</li>
</ul>
<li><b>Sepatu</b>: Jangan menggunakan sepatu tumit tinggi mengingat resiko meningkatnya lordosis lumbal, regangan pada punggung dan resiko terpeleset.</li>
<li><b>Mandi</b>: saran menggunaan shower dan tidak berendam. Hindari pencucian vagina selama kehamilan.</li>
<li><b>Perawatan gigi </b>: Bila perlu lakukan konsultasi dengan dokter gigi</li>
<li><b>Payudara </b>: untuk mengatasi putting yang retraksi atau adanya kerak , dianjurkan untuk melakukan masase dengan cairan gliserin yang dicampur alkohol 6 minggu menjelang akhir kehamilan. </li>
<li><b>Saluran pencernaan : </b>hindari konstipasi dengan mengkonsumsi sayur, minumbanyak cairan dan olahraga. Jangan lakukan klisma dengan parafin cairan oleh karena dapat menyebabkan gangguan absorbsi vitamin yang larut dalam lemak ( vitamin A dan D ) </li>
<li><b>Sanggama : </b>Hindari sanggama pada kasus abortus atau partum prematurus iminen. Bila tidak maka sanggama boleh dilakukan secara hati hati dan tidak membahayakan. Beberapa ahli obstetri menganjurkan agar menghentikan kegiatan sanggama pada 4 minggu terakhir kehamilan untuk menghindari <i>infeksi asending</i></li>
<li><b>Perjalanan jauh : </b>hindari perjalanan jauh dan yang melelahkan khususnya bila ada kecenderungan abortus atau persalinan preterm. Perjalanan dengan pesawat terbang tidak dilarang namun bukan untuk penerbangan yang sangat lama dan menjelang akhir kehamilan.</li>
<li><b>Medikasi </b>: hindari pemakaian obat diluar pengetahuan dokter untuk menghindari resiko teratogenesitas obat</li>
<li><b>Paparan infeksi</b>: harus dihindari paparan terhadap penderita penyakit infeksi yang sangat tertaogenik seperti rubella – sitomegalovirus – herpes dan varisela zoster. </li>
<li><b>Paparan radiasi</b>: harus dihindari baik dengan maksud terapi atau diagnostik .</li>
<li><b>Gejala berbahaya</b>: yang merupakan indikasi untuk segera datang ke dokter</li>
<ol><li>Perdarahan atau keluarnya cairan per vaginam,<br />
</li>
<li>Nyeri abdomen,<br />
</li>
<li>Nyeri kepala persisten, Gangguan visus dan edema tangan serta muka<br />
</li>
<li>Muntah yang persisten</li>
</ol></ul><br />
<b>Imunisasi :</b><br />
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="24%"><div align="center"><b>Jenis Vaksin</b></div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center"><b>Nama</b></div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center"><b>Diperbolehkan atau tidak</b></div></td></tr>
<tr> <td width="24%"><div align="center">Vaksin virus hidup</div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center">Measles<br />
Parotitis<br />
Rubella<br />
Poliomyelitis<br />
Yellow fever</div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center">Kontra indikasi<br />
Kontra indikasi</div><div align="center">Kontra indikasi </div><div align="center">Hanya bila sudah terpapar.<br />
Perjalanan kedaerah endemik.</div></td></tr>
<tr> <td width="24%"><div align="center">Vaksin virus yang dilemahkan</div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center">Influenza <br />
Rabies</div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center">Penyakit serius.<br />
Sama dengan non pregnan.</div></td></tr>
<tr> <td width="24%"><div align="center">Vaksin bakteri inaktif</div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center">Kolera <br />
Demam tipoid <br />
Plague<br />
Meningococcal meningitis</div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center">Perjalanan internasional.<br />
Perjalanan kedaerah endemik.<br />
Selektif untuk pasien yang terpapar.<br />
Sama dengan wanita yang <i>non-pregnan</i>.</div></td></tr>
<tr> <td width="24%"><div align="center">Toxoid</div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center">Tetanus<br />
Difteria</div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center">Samandengan non pregnant.</div></td></tr>
<tr> <td width="24%"><div align="center">Immune globulin</div></td> <td valign="top" width="25%"><div align="center">Rabies<br />
Tetanus<br />
Varicella<br />
Campak</div><div align="center">Hepatitis A </div><div align="center">Hepatitis B</div></td> <td valign="top" width="50%"><div align="center">Profilaksis pasca paparan. </div><div align="center">Profilaksis pasca paparan : berikan dengan vaksin hepatitis B pada awalnya, dan berikan vaksin saja setelah 1 dan 5 bulan </div></td></tr>
</tbody></table>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-31522589950097534832010-08-12T16:40:00.001+07:002010-08-12T16:50:55.668+07:007. Diagnosis Kehamilan<h3>Diagnosis Kehamilan</h3><h3></h3><h3>TRIMESTER PERTAMA ( 0 – 12 MINGGU )</h3><h3></h3><h3>GEJALA </h3><ol><li><b>Amenorea</b> : berhentinya haid yang semula teratur pada sebagian kasus merupakan gejala utama yang menandai adanya kehamilan. Perlu diketahui bahwa kehamilan dapat terjadi selama periode amenorea laktasi. Selain itu, perdarahan dapat pula terjadi pada awal kehamilan dan merupakan petunjuk dari satu abortus iminen. Selama trimester pertama, dalam kehamilan normal dapat terjadi sedikit perdarahan pada saat-saat menstruasi biasanya terjadi dan hal ini disebabkan oleh terjadinya perdarahan desidua vera</li>
<li><b><i>Morning Sickness</i></b> : mual dengan atau tidak disertai muntah sering dialami ibu hamil pada pagi hari. Gejala ini umumnya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan umumnya menghilang 6 – 12 minggu kemudian</li>
<li><b>Sering miksi</b> : keluhan miksi terjadi akibat kongesti dan tekanan pada vesika urinaria umumnya hilang pada trimetser kedua, namun berulang kembali menjelang akhir kehamilan saat bagian terendah janin masuk panggul </li>
<li><b>Gejala pada payudara</b> : payudara membesar, terasa berat dan tegang</li>
<li>Perubahan selera makan dan kebiasaan tidur</li>
</ol><ul></ul><br />
<h3>TANDA</h3><ul><li><b>Payudara </b>: <br />
<br />
<ol><li>Ukuran dan vaskularisasi bertambah<br />
</li>
<li>Hiperpigmentasi putting susu dan areola mammae<br />
</li>
<li>Terlihat areola mammae sekunder<br />
</li>
<li>Folikel Montgomery<br />
</li>
<li>Kolustrum<br />
</li>
<li>Perubahan payudara umumnya hanya diperlihatkan oleh primigravida. </li>
</ol><ul></ul></li>
<li><b>Rahim</b>: <br />
<br />
<ol><li>Uterus membesar, globular dan lunak<br />
</li>
<li><i style="color: red;">Palmer Sign</i> : teraba kontraksi uterus saat pemeriksaan bimanual<br />
</li>
<li><i><span style="color: red;">Hegar Sign</span></i> : Saat pemeriksaan bimanual, dua jari dipermukaan fornik anterior dapat didekatkan pada tangan yang diluar akibat perlunakan bagian bawah uterus dan terasa kosong. Tanda ini ditemukan pada kehamilan minggu ke 6 – 10 dan tidak lagi ditemukan bila hasil konsepsi sudah memenuhi rongga rahim.</li>
</ol><ul></ul></li>
<li><b>Servik</b>: Lunak, hipertropi dan berwarna biru keunguan.<br />
</li>
<li><b>Vagina</b>: Berwarna biru keunguan, lembab dan hangat serta pH yang asam </li>
</ul> <br />
<h3>PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK</h3><b>Tes Kehamilan</b> <br />
Tergantung pada adanya <b>hCG</b> – <i>human chorionic gonadotropin</i> dalam serum atau urine maternal <br />
<ul><li>Tes kehamilan urine:</li>
<ul><li>Tes aglutinasi<br />
</li>
<li>Tes aglutinasi inhibisi<br />
</li>
<li>Dipstick<br />
</li>
<li>Rapid atau simple test berbasis <i>enzyme – labelled monoclonal antibodies</i> <i>assay </i>untuk mendeteksi kadar hCG urine yang rendah<br />
</li>
<li>Positif palsu :</li>
<ol><li>Proteinuria<br />
</li>
<li>Hematuria<br />
</li>
<li>Saat ovulasi ( reaksi silang dengan LH )<br />
</li>
<li>Tirotoksikosis ( TSH tinggi )<br />
</li>
<li>Hari hari pertama pasca abortus<br />
</li>
<li>Penyakit trofoblas<br />
</li>
<li>Tumor penghasil hCG</li>
</ol>
<li>Negatif palsu :</li>
<ol><li>Missed Abortion<br />
</li>
<li>Kehamilan ektopik<br />
</li>
<li>Kehamilan sangat dini<br />
</li>
<li>Air seni disimpan terlalu lama dalam suhu ruang<br />
</li>
<li>Pengobatan dengan obat tertentu</li>
</ol></ul>
<li>Tes kehamilan serum:</li>
<ol><li>Radioimmunoassay dari b -subunit of hCG.<br />
</li>
<li>Radio receptor assay.</li>
</ol>
<li><i>Enzyme- linked immunosorbent assay</i> (ELISA). <br />
<br />
<ul><li>Dapat digunakan untuk urine dan serum.</li>
</ul></li>
</ul>Sensitivitas tes kehamilan<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="27%"></td> <td style="text-align: center;" width="36%">Lowest hCG detectable (mIU/ml)</td> <td style="text-align: center;">Minimum Day post ovulatory</td></tr>
<tr> <td valign="top" width="27%"><b>I - Urine</b></td> <td width="36%"></td> <td></td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" valign="top" width="27%">A - Slide </td> <td width="36%"><div align="center">500-2500</div></td> <td><div align="center">17-26</div></td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" valign="top" width="27%">B - Tube </td> <td width="36%"><div align="center">75-1000</div></td> <td><div align="center">14-22</div></td></tr>
<tr> <td valign="top" width="27%"><b>II - Serum</b></td> <td width="36%"></td> <td></td></tr>
<tr> <td valign="top" width="27%">A - Radioimmunoassay </td> <td width="36%"><div align="center">300-500</div></td> <td><div align="center">9</div></td></tr>
<tr> <td valign="top" width="27%">B - Radiorecepter </td> <td width="36%"><div align="center">100-200</div></td> <td><div align="center">9</div></td></tr>
<tr> <td valign="top" width="27%"><b>III - ELISA</b></td> <td width="36%"><div align="center">50</div></td> <td><div align="center">7-10</div></td></tr>
</tbody></table><br />
Tes kehamilan menjadi<b> negatif</b> : <br />
<ul><li>Satu minggu pasca persalinan</li>
<li>2 minggu pasca abortus</li>
<li>4 minggu pasca evakuasi mola</li>
</ul> <br />
<b>Penggunaan tes kehamilan : </b><br />
<ol><li>Diagnosis kehamilan</li>
<li>Diagnosa kematian mudigah</li>
<li>Diagnosis kehamilan ektopik</li>
<li>Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas gestasional</li>
</ol><b>Pemeriksaan Ultrasonografi</b> <br />
<ul><li>Kantung kehamilan dapat dideteksi sejak 4 – 5 minggu amenorea. </li>
<li>Detak jantung janin terlihat sejak kehamilan 7 minggu</li>
</ul><b></b> <br />
<h3>TRIMESTER KEDUA ( 13 – 28 MINGGU )</h3><h3> GEJALA</h3><ol><li>Amenorea</li>
<li>Keluhan <i>morning sickness</i> dan miksi berkurang</li>
<li><i>Quickening</i> : sensasi gerakan janin yang dirasakan ibu, pada primigravida terjadi pada kehamilan minggu ke 18 – 20 dan pada multipara kehamilan 16 – 18 minggu</li>
<li>Pembesaran abdomen</li>
</ol><h3> </h3><h3>TANDA</h3><ul><li>Payudara : tanda tanda semakin jelas<br />
</li>
<li>Kulit : <i>chloasma gravidarum – linea nigra</i> dan <i>striae gravidarum</i><br />
</li>
<li>Uterus :</li>
<ol><li>Uterus teraba pada palpasi abdomen<br />
</li>
<li>Kontraksi Braxton Hicks</li>
</ol>
<li>Janin : </li>
<ol><li>Balotemen internal : pada minggu ke 16 dapat terasa bila dilakukan upaya mengguncang janin dengan dua jari pada fornik anterior<br />
</li>
<li>Balotemen eksternal : pada minggu ke 20 dengan upaya menggunacang janin dengan satu tangan dan merasakan adanya pantulan dengan tangan lain<br />
</li>
<li>Palpasi bagian janin pada kehamilan 20 minggu ( ahli kebidanan )<br />
</li>
<li>Detak jantung janin : dengan fetoskop terdengar pada kehamilan 20 minggu<br />
</li>
<li>Bising talipusat : bising yang hampir sama dengan detak jantung janin dan bising ini terdengar bila talipusat berada dibawah fetoskop</li>
</ol></ul><h4> PEMERIKSAAN PADA KASUS YANG MERAGUKAN</h4><ul><li>Tes kehamilan.<br />
</li>
<li>Ultrasonografi.<br />
</li>
<li>X-ray: Terlihat gambatan tulang janin setelah kehamilan minggu ke 16. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulaknoleh pemeriksaan sinar X maka pemeriksaan ini sudah ditinggalkan dan digantikan dengan ultrasonografi : </li>
<ol><li>Efek teratogenik terutama bila dilakukan pada kehamilan kurang dari 10 minggu<br />
</li>
<li>Perubahan kromosomal pada gonad janin sehingga dapat terjadi gangguan pada generasi berikut<br />
</li>
<li>Leukemia pada anak anak</li>
</ol></ul><h3></h3><h3> </h3><h3>TRIMESTER KETIGA ( 29 – 40 MINGGU )</h3>Semua gejala dan tanda kehamilan menjadi sangat jelas. <br />
<h4> Tanda pasti kehamilan :</h4><ol><li>Teraba bagian janin</li>
<li>Teraba gerakan janin</li>
<li>Terdengar detak jantung janin</li>
<li>Terdengar bising umbilikus</li>
<li>[ Deteksi tulang janin dengan pemeriksaan sinar X ]</li>
<li>Deteksi bagian janin, gerakan janin dan gerakan jantung janin dengan pemeriksaan ultrasonografi.</li>
</ol><h3> </h3><h3>DIAGNOSA BANDING KEHAMILAN </h3><ul><li>Kehamilan dini :</li>
<ul><li>Penyebab amenorea sekunder lain </li>
<li>Penyebab terjadinya pertumbuhan uterus yang simetrik :</li>
<ul><li>Mioma uteri</li>
<li>Adenomiosis</li>
<li>Piometra</li>
<li>Hematometra</li>
<li>Metropatia hemoragika</li>
</ul></ul>
<li>Penyebab masa panggul lain </li>
<ul><ul><li>Tumor ovarium<br />
</li>
<li>Pembesaran tuba falopii<br />
</li>
<li>Hematokel<br />
</li>
<li>Kandung kemih yang penuh </li>
</ul></ul>
<li>Kehamilan lanjut : <br />
<br />
<ul><li>Mioma.<br />
</li>
<li>Neoplasma Ovarium.<br />
</li>
<li>Asites.<br />
</li>
<li>Pseudosiesis.<br />
</li>
<li>Lain lain</li>
</ul></li>
</ul>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-83408763107951138752010-08-12T16:21:00.001+07:002010-08-12T16:30:56.495+07:006. Perubahan Maternal dalam Kehamilan<h3> </h3><h4> SISTEM GENITALIA</h4><b></b> <br />
<b>OVARIUM</b> <br />
<ul><li>Kedua ovarium membesar akibat bertambahnya vaskularisasi dan edema di bagian corpus luteum<br />
</li>
<li>Corpus luteum mengalami degenerasi setelah minggu ke 10 saat plasenta sudah terbentuk<br />
</li>
<li>Corpus luteum mensekresi <i>estrogen , progesteron </i>dan <i>relaxin</i><br />
</li>
<li>Relaxin adalah hormon protein dengan peranan dalam kehamilan yang masih tak jelas dan diduga berperan dalam memicu perlunakan dan pendataran servik<br />
</li>
<li>Selama kehamilan tidak terjadi ovulasi akibat inhibisi hipofisis oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron </li>
</ul><b>TUBA FALOPII</b> <br />
Terjadi hipertrofi lapisan muskular dan epitel menjadi pipih. <br />
<b></b> <br />
<br />
<b>UTERUS</b> <br />
<ul><li><b>Ukuran</b> bertambah dari 7.5x2.5x2.5 cm (non pregnan ) menjadi 35 x 25x20 cm saat kehamilan aterm</li>
<li><b>Berat </b>bertambah dari 50 gram ( non pregnan ) menjadi 1000 gram saat kehamilan aterm yang disebabkan oleh :</li>
<ol><li>Hipertrofi serabut otot miometrium (<i>efek estrogen</i>) dan multiplikasi otot miometrium ( <i>efek progesteron</i> )</li>
<li>Bertambahnya masa jaringan ikat yang elastik</li>
</ol><ul></ul>
<li><b>Kapasitas </b>: dari 4 ml ( <i>"non pregnan"</i> ) menjadi 4000 ml (kehamilan aterm )</li>
<li><b>Bentuk</b> : menjadi lebih bulat sejak kehamilan 8 minggu dan berbentuk piriformis sejak kehamilan 16 minggu sampai aterm</li>
<li><b>Posisi </b>: akibat terangkat dari rongga panggul, uterus akan mengalami <i>dekstro rotasi</i> karena adanya kolon <i>rektosigmoid </i>di sebelah kiri</li>
<li><b>Konsistensi</b> : secara progresif menjadi bertambah lunak akibat </li>
<ul><li>Bertambahnya vaskularisasi</li>
<li>Adanya cairan amnion</li>
</ul>
<li><b>Kontraktilitas</b> : sejak trimester pertama terjadi kontraksi iregular uterus ( kontraksi <i>Braxton Hicks )</i> tanpa rasa nyeri. Kontraksi sering menimbulkan rasa tak enak pada akhir kehamilan dan seringkali menjadi tanda persalinan palsu ( <i>false labor</i> )</li>
<li><b>Aliran uteroplasenta</b> : diameter dan panjang vasa ovarica dan vasa uterina bertambah serta semakin berliku liku. Aliran darah uterus meningkat secara progresif dan mencapai 500 ml per menit saat kehamilan aterm</li>
<li><b>Segmen bawah uterus</b> : setelah kehamilan 12 minggu , isthmus (bagian antara corpus uteri dan servik uteri ) menjadi semakin bertambah luas untuk membentuk segmen bawah uterus. Panjang SBR saat kehamilan aterm mencapai 10 cm.</li>
</ul><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="19%"></td> <td style="text-align: center;" valign="top" width="41%"><b></b> <br />
<b>Segmen Atas Rahim</b></td> <td style="text-align: center;" valign="top" width="38%"><b></b> <br />
<b>Segmen Bawah Rahim</b></td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" width="19%"><b>Peritoneum</b></td> <td valign="top">Melekat erat.</td> <td valign="top" width="38%">Melekat secara longgar.</td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" width="19%"><b>Miometrium</b></td> <td valign="top">3 lapisan : luar longitudinal, tengah obliqua dan dalam sirkular. <br />
Lapisan tengah di sekitar pembuluh darah membentuk serabut seperti angka 8 untuk mengendalikan perdarahan pasca persalinan <i>(ikatan penyelamat hidup)</i></td> <td width="38%">2 lapisan ; luar longitudinal dan dalam sirkular</td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" width="19%"><b>Desidua</b></td> <td valign="top">Terbentuk sempurna.</td> <td valign="top" width="38%">Tidak terbentuk dengan sempurna.</td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" width="19%"><b>Selaput ketuban</b></td> <td>Melekat erat.</td> <td width="38%">Melekat secara longgar.</td></tr>
<tr> <td style="text-align: center;" width="19%"><b>Aktivitas</b></td> <td valign="top">Aktif, kontraksi dan rektraksi menjadi semakin tebal selama persalinan</td> <td width="38%">Pasif, dilatasi, elastis dan menjadi semakin tipis saat persalinan.</td></tr>
</tbody></table><b></b> <br />
<br />
<b>SERVIK UTERI</b> <br />
<ul><li>Mengalami hipertrofi, lunak dan kebiruan akibat edema dan peningkatan vaskularisasi</li>
<li>Segera setelah konsepsi, sekresi servik yang kental segera menutup kanalis servikalis dalam bentuk sumbatan lendir</li>
<li>Epitel endoservik mengalami proliferasi dan atau mengalami eversi sehingga ektopi servik (kadang dianggap sebagai <i>erosi portiones</i> )</li>
</ul><b>VAGINA</b> <br />
Vagina menjadi lunak, hangat dan lembab akibat sekresi yang meningkat dan berubah keunguan akibat meningkatnya vaskularisasi ( <i>Chadwick’s sign</i> ) <br />
<b></b> <br />
<br />
<b>VULVA</b> <br />
Berubah keunguann dan dapat terlihat adanya edema dan <i>varises </i><br />
<b></b> <br />
<br />
<b>PAYUDARA</b> <br />
<ul><li>Pada minggu-minggu pertama, dirasakan payudara yang tegang dan berat</li>
<li>Sejak bulan ketiga, ukuran payudara membesar dan menjadi nodular akibat hipertrofi alveolus. Terlihat dilatasi vena pada permukaan payudara</li>
<li>Areola mammae menjadi berwarna gelap, puting susu membesar dan berwarna gelap serta lebih erektil</li>
<li><i>Folikel Montgomery</i> ( kelenjar lemak yang hipertrofi ) nampak sebagai elevasi berwarna lebih terang pada areola mammae</li>
<li>Menjelang akhir bulan ketiga, bila puting susu dipencet dapat keluar kolustrum ( sekret berwarna kekuningan )</li>
<li>Selama bulan kelima, terlihat adanya daerah berwarna lebih gelap disekitar areola mammae ( secondary areola )</li>
</ul><b></b> <br />
<b>KULIT</b> <br />
Terjadi hiperpigmentasi kulit akibat meningkatnya produksi MSH – <i>melanocyte stimulating hormone</i> <br />
<ol><li><i style="color: red;">Chloasma Gravidarum</i> ( topeng kehamilan ) : pigemnatsi berbentuk seperti kupu-kupu sekitar dagu dan hidung. Hilang beberapa bulan pasca persalinan</li>
<li>Payudara : meningkatnya pigmentasi puting susu dan areola mammae serta terbentuknya areola mammae sekunder</li>
<li><i style="color: red;">Linea Nigra</i> : garis hitam yang terbentang dari umbilikus sampai simfisis pubis </li>
<li>Aksila, vulva dan jaringan parut</li>
</ol><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="51"></td> <td width="250"></td> <td width="6"></td> <td width="251"></td></tr>
<tr> <td></td> <td></td> <td width="252"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9E32PPuI/AAAAAAAABLE/WwHeZLzVYxM/s1600-h/clip_image001%5B3%5D.png"><img alt="clip_image001" border="0" height="220" src="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9HcHH2XI/AAAAAAAABLI/paoUDxfwgfU/clip_image001_thumb.png?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image001" width="184" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
<tr> <td></td> <td width="251"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9IcOo3FI/AAAAAAAABLM/62A84Yj6IdM/s1600-h/clip_image003%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image003" border="0" height="229" src="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9Jl6qsOI/AAAAAAAABLQ/G7_yhNN7eWY/clip_image003_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image003" width="226" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
<tr> <td></td></tr>
</tbody></table><b></b><i>Chloasma Gravidarum Linea Nigra</i> <br />
<b></b> <br />
<br />
<div style="text-align: left;"><b>Striae gravidarum</b></div><div style="text-align: left;"></div><br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9KaDSwyI/AAAAAAAABLU/etLAJRiF1Ug/s1600-h/clip_image005%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image005" border="0" height="143" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO9LUfZgmI/AAAAAAAABLY/D1gc6cv1T40/clip_image005_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image005" width="244" /></a><b> </b><i>Striae Gravidarum</i><b></b> <br />
<br />
Garis garis cekung kemerahan pada dinding abdomen bagian bawah, payudara dan paha yang terlihat pada bulan bulan terakhir kehamilan. Tanda ini disebabkan oleh regangan mekanis atau meningkatnya kadar glukokortikoid yang mengakibatkan pecahnya serabut elastis dermis dan terpaparnya jaringan subkutan yang vaskular. Pasca persalinan, garis garis ini berubah menjadi putih dan akan terus menetap dan disebut <i>striae albicans</i> <br />
<b></b> <br />
<h3>PERUBAHAN VASKULAR</h3>Terjadi peningkatan aliran darah kulit dan suhu tubuh <br />
<b></b> <br />
<h3><br />
</h3><h3>SEKRESI</h3>Terjadi peningkatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar lemak. <br />
<h3><b></b> </h3><h3><b>PERUBAHAN HEMATOLOGI</b></h3>VOLUME DARAH<b> :</b> <br />
<ul><li>Volume darah total sejak awal kehamilan terus meningkat sampai mencapai 35 – 45% diatas level tidak hamil pada minggu ke 32</li>
<li>Volume plasma meningkat 40% dan eritrosit meningkat 20% sehingga terjadi hemodilusi dan anemia ( physiological anaemia in pregnancy ) </li>
</ul><br />
KOMPONEN DARAH<b> :</b> <br />
<ol><li><i style="color: red;">Eritrosit </i>: selama kehamilan jumlahnya menurun dari 4.5 juta per mm3 menjadi 3.7 juta per mm3 yang terjadi secara relatif akibat peningkatan volume plasma yang tak sebanding dengan peningkatan eritrosit. </li>
<li>Kadar <i style="color: red;">hemoglobin</i> : turun dari 14 g% menjadi 12 g%</li>
<li><i style="color: red;">Leukosit </i>: meningkat dari 7000 per mm3 menjadi 10.000 per mm3 dan saat persalinan dapat mencapai 16.000 per mm3</li>
<li><i><span style="color: red;">Fibrinogen</span></i> : meningkat dari 200 – 400 mg/dL menjadi 400 – 600 mg/dL</li>
<li><i style="color: red;">Laju Endap Dara</i><i style="color: red;">h</i> – LED : meningkat dari 12 menjadi 50 mm/jam</li>
</ol><ul></ul><b></b> <br />
<h3>SISTEM KARDIOVASKULAR</h3><b>JANTUNG</b> <br />
<ul><li>Posisi : dengan naiknya diafragma akibat terdorong oleh uterus yang membesar selama kehamilan maka apex jantung akan bergeser kekiri dan keatas sehingga berada di celah intercostal ke 4 diluar garis midklavikula</li>
<li>Frekuensi denyut jantung : nadi istirahat meningkat 10 – 15 dpm</li>
<li>Curah jantung (cardiac output) : meningkat, terutama akibat peningkatan curah sekuncup (stroke volume) dibandingkan dengan peningkatan frekuensi nadi. Curah jantung dapat meningkat sampai 40% diatas kadar non pregnan sejak minggu ke 20 sampai aterm.</li>
<ul><li>Selama persalinan, curah jantung meningkat khususnya pada kala II akibat rasa nyeri persalinan – kontraksi uterus dan usaha meneran yang ;enih lanjut akan menyebabkan terpompanya darah kedalam sirkulasi</li>
<li>Pasca persalinan, kenaikan curah jantung terus dipertahankan sampai selama 4 hari dan kemudian menurun secara bertahap. </li>
</ul></ul><b>ARTERI</b> <br />
<ul><li>Tekanan darah arteri pada trimester kedua menurun akibat vasodilatasi perifer yang dipengaruhi oleh <i>estrogen</i> dan <i>prostaglandin </i></li>
<li>Postur wanita hamil mempengaruhi tekanan darah arteri. Tekanan darah arteri paling tinggi saat duduk dan paling rendah ketika berbaring miring , pada posisi telentang tekanan darah arteri tidak terlampau tinggi dibandingkan posisi berdiri.</li>
<li><i style="color: red;">Supine Hypotensive Syndrome </i>sering dialami oleh ibu hamil pada posisi telentang. Sindroma ini terjadi akan tekanan uterus pada VCI-<i>vena cava inferior</i> yang menyebabkan aliran balik darah vena ke jantung ( <i>venous return</i> ) menurun – menurunnya curah jantung dan tekanan darah.</li>
</ul><b>VENA</b> <br />
Varises ekstrimitas bawah disebabkan oleh : <br />
<ol><li>Tekanan balik akibat tekanan uterus gravid pada VCI</li>
<li>Relaksasi otot polos dnding vena akibat <i>progesteron</i></li>
</ol><b></b> <br />
<h3> </h3><h3>SISTEM PERNAFASAN </h3>Dispneoe akibat<b> :</b> <br />
<ol><li>Meningkatnya sensitivitas pusat pernafasan terhadap CO2 karena pengaruh kadar progesteron yang tinggi</li>
<li>Elevasi diafragma oleh pembesaran uterus</li>
</ol><b></b> <br />
<h3>TRAKTUS GASTROINTESTINAL</h3><ul><li><b>Gingivitis</b> : peningkatan vaskularisasi dan kecenderungan terjadinya perdarahan dan hipertrofi papila interdental</li>
<li><b>Ptialismus</b> : salivasi berlebihan </li>
<li><b>Mual dan muntah</b> : <i>morning sickness</i> dan <i>emesis gravidarum</i> pada bulan bulan pertama kehamilan</li>
<li>Perubahan selera makan ( rakus, pika ) dan gangguan indra penciuman</li>
<li>Gangguan pencernaan makanan ( kembung, dispepsia ):</li>
<ul><li>Menurunnya motilitas lambung akibat tingginya kadar progesteron</li>
<li>Menurunnya keasaman lambung akibat regurgitasi sekesi alkali dari usus ke lambung.</li>
</ul>
<li><b>“Hurt Burn”</b> : <i>refluk asam lambung</i> kedalam esofagus</li>
<li><b>Konstipasi</b> :</li>
<ul><li>Menurunnya motilitas usus besar (<i>efek progesteron</i> )</li>
<li>Meningkatnya reabsorbsi air dalam usus besar (<i>efek aldosteron</i>)</li>
<li>Tekanan kolon oleh uterus</li>
<li>Aktivitas ibu hamil yang kurang</li>
</ul>
<li><b>Batu empedu</b> : terjadi kecenderungan pembentukan batu empedu akibat atonia dan lambatnya pengosongan kantung empedu</li>
<li><b>Hemoroid :</b></li>
<ul><li>Tekanan mekanis pada vena dalam panggul</li>
<li>Gangguan dinding vena akibat pengaruh progesteron</li>
<li>Konstipasi</li>
</ul>
<li><b>Apendik</b> : berpindah keatas akibat pembesaran uterus</li>
</ul><b></b> <br />
<h3>TRAKTUS URINARIUS</h3><ul><li><b>Ginjal </b>: RBF - <i>Renal Blood Flow (</i>aliran darah ginjal) dan GFR-<i>Glomerular Filtration Rat</i>e meningkat 50%</li>
<li><b>Ureter </b>: dilatasi <i>ureter</i> dan <i>pelvik renalis</i> akibat</li>
<ul><li>Relaksasi ureter (efek progesteron)</li>
<li>Tekanan pada dinding panggul oleh uterus yang membesar terutama pada sisi kanan</li>
</ul>
<li><b>Vesika urinaria : </b>Frekuensi buang air kecil yang sering terjadi pada kehamilan muda akibat :</li>
<ul><li>Tekanan pada vesika urinaria oleh uterus yang gravid</li>
<li>Bendungan mukosa vesika urinaria</li>
</ul>
<li>Inkontinensia urinae sering terjadi pada kehamilan dan biasanya segera menghilang pasca persalinan</li>
</ul><b></b> <br />
<b></b> <br />
<h3>SISTEM MUSKULO-SKELETAL </h3><ul><li>Lordosis progresif untuk mengkompensasi posisi anterior dari uterus yang membesar<br />
</li>
<li>Meningkatnya mobilitas sendi panggul akibat perlunakan persendian dan ligamentum yang disebabkan oleh <i>progesteron</i> dan <i>relaksin </i></li>
</ul><b></b> <br />
<h3>SISTEM ENDOKRIN</h3><ul><li><b>Kelenjar Hipofisis</b> :</li>
<ul><li>Hipofisis anterior membesar akibat meningkatnya jumlah sel penghasil prolaktin (laktotrof)</li>
<li>Kadar prolaktin meningkat sampai 50 ng/ml saat aterm agar terjadi laktasi </li>
</ul>
<li><b>Kelenjar Tiroid :</b></li>
<ul><li>Pembesaran kelenjar secara difus<b></b></li>
<li>Peningkatan aktivitas kelenjar ditunjukkan oleh adanya peningkatan :<b></b></li>
<ul><li>BMR – basal metabolic rate sebesar 30%<b></b></li>
<li>Kadar TBG – <i>thyroxine binding globulin</i> , T3 – <i>tri iodothyronine</i> dan T4 – <i>thyroxin<b></b></i></li>
<li><b>TSH – </b><i>Thyroid Stimulating Hormone</i> , T3 dan T4 bebas </li>
</ul></ul>
<li><b>Kelenjar Paratiroid :</b></li>
<ul><li>Ukuran dan aktivitas meningkat dalam pengaturan metabolisme kalsium<b></b></li>
</ul>
<li><b>Kelenjar Adrenal :</b></li>
<ul><li>Hipertrofi terutama kortek adrenal sehingga terjadi peningkatan kadar mineralokortikoid (<i>aldosteron </i>) dan glukokortikoid ( <i>cortisol </i>) </li>
</ul></ul><b></b> <br />
<h3>PERUBAHAN METABOLISME</h3><ol><li><b>Peningkatan Berat Badan</b></li>
<ul><li>Peningkatan berat badan selama kehamilan rata –rata 10 – 12 kg</li>
<li>Kenaikan terutama terjadi pada trimester II dan III sekitar 350 – 400 gram per minggu</li>
<li>6 kg dari kenaikan sebesar 11 kg terdiri dari Jaringan tubuh ibu : payudara, uterus dan darah</li>
<li>5 kg dari kenaikan sebesar 11 kg Jaringan tubuh anak : janin, plasenta dan cairan amnion</li>
<li>Dari 11 kg kenaikan : Air 7 kg - Lemak 3 kg dan Protein 1 kg</li>
</ul>
<li><b>Metabolisme air : </b>terdapat kecenderungan retensi air sekunder dari adanya retensi natrium<b></b></li>
<li><b>Metabolisme protein : </b>terdapat kecenderungan retensi nitrogen yang diperlukan untuk pembentukan jaringan tubuh ibu dan anak </li>
<li><b>Metabolisme karbohidrat : </b></li>
<ul><li>Kehamilan bersifat diabetogenik</li>
<li>Alimentari Glukosuria dapat terjadi pada kehamilan muda</li>
<li>Renal glukosuria dapat terjadi pada pertengahan kehamilan</li>
</ul>
<li><b>Metabolisme lemak : </b>terdapat kecenderungan peningkatan kadar lipid dalam plasma dengan kemungkinan terjadi asidosis <b></b></li>
<li><b>Metabolisme mineral : </b>terdapat peningkatan kebutuhan zat besi – kalsium – fosfat dan magnesium<b></b></li>
</ol>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-60465583814659029012010-08-12T16:01:00.001+07:002010-08-12T16:04:09.150+07:005. Selaput Ketuban & Cairan Amnion<h3><br />
</h3><b><span style="font-size: large;">KORION</span> </b>: membran bagian paling luar dan menempel pada dinding uterus serta menempel pada tepi plasenta <br />
Histologi Korion : terdiri dari 4 lapisan <br />
<ol><li>Lapisan seluler</li>
<li>Lapisan retikuler padat</li>
<li><i>Pseudo-basement membrane</i></li>
<li>Trofoblas</li>
</ol><span style="font-size: large;"><b>AMNION</b></span> : membran transparant berwarna abu-abu yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan talipusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam cairan tersebut. <br />
<b>Histologi</b> : Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan <br />
<ol><li>Lapisan seluler</li>
<li>Membrana basalis</li>
<li>Stratum kompaktum</li>
<li>Stratum fibroblas</li>
<li>Stratum spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan lapisan seluler korion</li>
</ol><span style="font-size: large;"><b>CAIRAN AMNION </b></span><br />
<ul><li>Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2 )</li>
<li>Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada kehamilan 36 – 38 minggu mencapai 1000 ml setelah itu volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai kehamilan postmatur</li>
</ul><span style="font-size: large;"><b>Komposisi :</b></span> <br />
<ol><li>Air ( 98 – 99% )</li>
<li>Karbohidrat ( glukosa dan fruktora ), protein ( albumin dan globulin ), lemak, hormon (sterogen dan progesteron ) , enzym ( alkali fosfatase )</li>
<li>Mineral ( natrium, kalium dan klorida ) </li>
<li>Material lain ( vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium )</li>
</ol><span style="font-size: large;"><b>Sirkulasi :</b></span> <br />
Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya <br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Asal :</b></span> <br />
<ol><li><b>Janin</b> ( produksi utama )</li>
<ul><li>Sekresi aktif dari epiteo amnion</li>
<li>Transudasi sirkulasi janin</li>
<li>Air seni janin</li>
</ul>
<li><b>Maternal </b></li>
<ul><li>Transudasi dari sirkulasi maternal</li>
</ul></ol>Cairan amnion diabsorbsi melalui amnion kedalam sirkulasi maternal dan melalui gastrointestinal janin (proses menelan pada janin ) <br />
<b></b> <br />
<span style="font-size: large;"><b>Fungsi :</b></span> <br />
<ul style="color: red;"><li>Selama kehamilan</li>
</ul><ol><ol><li>Melindungi janin terhadap trauma</li>
<li>Medium bagi gerakan janin</li>
<li>Mempertahankan suhu tubuh janin</li>
<li>Sumber nutrisi janin</li>
<li>Medium eksresi janin</li>
</ol></ol><ul style="color: red;"><li>Selama persalinan</li>
</ul><ol><ol><li><i>“Fore water” </i>( cairan ketuban yang berada di depan bagian terendah janin ) membantu proses dilatasi servik</li>
<li>Antiseptik jalan lahir setelah ketuban pecah</li>
</ol></ol>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-8954882242567274372010-08-12T15:52:00.001+07:002010-08-12T15:55:53.763+07:004. Tali Pusat<h1>TALI PUSAT</h1><h3> </h3><h4> </h4><h4>Anatomi</h4><blockquote>Asal dari : <i>connecting stalk</i></blockquote><blockquote>Panjang : pada kehamilan aterm ± 50 sentimeter</blockquote><blockquote>Diameter : 2 sentimeter</blockquote><blockquote>Struktur : Terdiri dari jaringan ikat mesodermal yang disebut <i>“Wharton Jelly”</i> terbungkus dengan amnion. Berisi :</blockquote><ul><ul><li>1 ( satu ) vena umbilikalis membawa aliran darah teroksigenasi dari plasenta menuju janin</li>
<li>2 ( dua ) arteri umbilikalis membawa aliran darah yang te;ah mengalami deoksigenasi dari janin menuju ke plasenta</li>
<li>Sisa <i>yolc sac</i> dan <i>allantois</i></li>
</ul></ul><h4> </h4><h4>Insersio </h4><ul><li>Talipusat umumnya mengadakan insersi pada <i>pars fetalis</i> plasenta secara parasentral (70%) dan secara sentral ( 3%)</li>
<li>Insersi abnormal:</li>
<ol><li><i style="color: red;">Insersi </i><i style="color: red;">marginalis </i>( <i>battledore insertion </i>)</li>
<li><i style="color: red;">Insersio </i><i style="color: red;">vilamentosa</i> : insersio pada selaput ketuban dan pembuluh darah masuk kedalam plasenta melalui tepi plasenta. Bila pembuluh darah tersebut melintasi ositium uteri internum disebut sebagai <i>vasa praevia </i>. <i style="color: red;">Vasa praevia</i> dapat terjadi pada kelainan <i>plasenta succenteriata</i>.</li>
</ol></ul><h4> </h4><h4>Kelainan panjang tali pusat:</h4><ul><li>Talipusat <b>pendek</b> : sering merupakan penyebab dari </li>
<ol><li>Perdarahan intrapartum akibat solusio plasenta</li>
<li>Hambatan desensus pada persalinan</li>
<li><i>Inversio uteri</i></li>
</ol>
<li>Talipusat <b>panjang </b>:</li>
<ol><li>Talipusat terkemuka atau menumbung</li>
<li>Lilitan talipusat</li>
<li>Simpul talipusat</li>
<ol><ol><li><i style="color: red;">True knot</i> : dapat menyebabkan asfiksia</li>
<li><i style="color: red;">False knot</i><span style="color: red;"> </span>: Wharton Jelly yang berlebihan disatu tempat dalam talipusat</li>
</ol></ol>
<li>Talipusat terpuntir : umumnya terjadi didekat umbilikus dimana jumlah wharton jelly kurang banyak</li>
</ol></ul><a href="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO2GjzOXVI/AAAAAAAABK0/enDFXf5-hYA/s1600-h/clip_image001%5B4%5D.png"><img alt="clip_image001" border="0" height="158" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO2IUR8m7I/AAAAAAAABK4/w_LoMQn1oow/clip_image001_thumb%5B1%5D.png?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image001" width="240" /></a><br />
<div align="center"><i>True Knot</i> </div><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO2LqgLkiI/AAAAAAAABK8/zSrcgMGYccQ/s1600-h/clip_image002%5B4%5D.png"><img alt="clip_image002" border="0" height="158" src="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGO2Ne2H2rI/AAAAAAAABLA/ZJmEzkzHVYI/clip_image002_thumb%5B1%5D.png?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image002" width="240" /></a> <br />
<div align="center"><i>False knot</i> </div><h4> </h4><h4>Hematoma talipusat </h4><ul><li>akibat ruptura pembuluh talipusat</li>
</ul><h4> </h4><h4>Arteri umbilikalis tunggal</h4><ul><li> sering berkaitan dengan kelainan kongenital</li>
</ul>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-29659627316909887362010-08-12T08:47:00.001+07:002010-08-12T08:55:07.454+07:003. Plasenta<i>Bambang Widjanarko</i><br />
<br />
<h3>PLASENTA</h3>Plasenta terbentuk dari <i>korion frondusum</i> ( bagian dari janin ) dan <i>desidua basalis</i> ( bagian maternal )<br />
<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSVeZiE9I/AAAAAAAABKM/nOpYG_gKYdM/s1600-h/clip_image003%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image003" border="0" height="154" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSW_wTxDI/AAAAAAAABKQ/ArfgIsZlc7A/clip_image003_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image003" width="244" /></a> <br />
<br />
Makroskopik: <br />
<ul><li>Bentuk : seperti cakram dengan Ø 15 – 20 sentimeter dan berat 500 gram</li>
<li>Tebal : 2.5 sentimeter </li>
<li>Posisi : 99.5% berada di segmen atas rahim ; 2/3 pada permukaan posterior dan 1/3 pada permukaan anterior</li>
</ul>Permukaan plasenta : <br />
<ul><li>Pars Fetalis : halus – mengkilap dan tertutup selaput amnion. Insersio talipusat parasentral dan terlihat pembuluh darah talipusat yang menyebar</li>
<li>Pars maternalis : berwarna abu abu kemerahan dan terdiri dari 15 – 20 kotiledon. Masing masing kotiledon memiliki cabang vilus utama yang terbungkus dengan desidua basalis.</li>
</ul><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSbCQd-2I/AAAAAAAABKU/-O1Rcl-z1iU/s1600-h/clip_image004%5B5%5D.png"><img alt="clip_image004" border="0" height="291" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSeyu3IRI/AAAAAAAABKY/ZMm0J3DDuPE/clip_image004_thumb%5B2%5D.png?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image004" width="362" /></a><br />
<h4>Fungsi Plasenta</h4><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSg3wf4lI/AAAAAAAABKc/S2bbJvqN71U/s1600-h/clip_image006%5B5%5D.jpg"><img alt="clip_image006" border="0" height="275" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSi9cqEiI/AAAAAAAABKg/da9VJMvcnvg/clip_image006_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image006" width="346" /></a> <br />
<b></b> <br />
<b>FUNGSI RESPIRASI</b> <br />
O2 dan CO2 melewati plasenta melalui proses difusi sederhana. Hemoglobin Fetal – HbF memiliki afinitas dan kapasitas pembawa yang lebih besar dibandingkan Hemoglobin Dewasa – HbA. <br />
<i>Ikatan 2.3 Diphosphoglyecerate (2,3 – DPG)</i> yang merupakan tempat pengikatan oksigen di molekul hemoglobin dalam HbF kurang erat sehingga afinitas oksigen HbF lebih besar dibanding kan HbA, <br />
Kecepatan difusi oksigen tergantung pada : <br />
<ol><li>Perbedaan gradien gas antara maternal dan janin</li>
<li>Aliran darah maternal dan janin</li>
<li>Permeabilitas plasenta</li>
<li>Luas permukaan plasenta </li>
</ol><b>FUNGSI NUTRISI </b><br />
Transfer nutrien dari ibu ke anak terjadi melalui : <br />
<ol><li>Difusi sederhana : air dan elektrolit</li>
<li>Difusi terfasilitasi : glukosa</li>
<li>Difusi aktif : asam amino</li>
<li>Pinositosis : protein molekul besar dan sel </li>
</ol><b>FUNGSI EKSKRESI </b><br />
Produk metabolisme sisa seperti urea janin akan masuk sirkulasi ibu melalui difusi sederhana pada plasenta <br />
<br />
<b>PRODUKSI ENZYM</b> <br />
Misal : oksitosinase, monoamine oksidase – insulinase – histaminase alkalin fosfatase dan Produksi dari PAPP – <i>pregnancy associated plasma proteins </i>: PAPP A, PAPP B, PAPP C , PAPP D dan PP5 yang peranan dan fungsinya masih belum jelas <br />
PENGHALANG – BARRIER <br />
Darah janin dalam vili korialis terpisah dari darah maternal dalam <i>spatium intervilus</i> oleh penghalang yang terdiri dari : <br />
<ul><li>Endotel pembuluh darah janin</li>
<li>Stroma vilus</li>
<li>Sitotrofoblas</li>
<li>Sinsitiotrofoblas</li>
</ul>Akan tetap, penghalang tersebut bersifat tak sempurna mengingat masih memungkinkan dilalui oleh IgG, homon, antibiotika, sedatif, virus tertentu (<i>rubella</i> dan <i>varisela</i>) serta sejumlah mikro organisme seperti <i>treponema pallida. </i>Bahan yang memiliki molekul besar seperti <i>heparin </i>dan <i>insulin </i>tidak mampu melewati penghalang plasenta <br />
<br />
<b>FUNGSI ENDOKRIN</b> <br />
<b>Hormon Protein</b><br />
<ol><ul><li style="color: red;"><b>hCG</b> – <i>human chorionic gonadotropin</i></li>
<ul><li>Glikoprotein yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas</li>
<li>Fungsi : mempertahankan peran korpus luteum dalam 10 hari pertama kehamilan untuk tetap menghasilkan estrogen dan progesteron sampai sinsitiotrofoblas dapat menghasilkan estrpgen dan progesteron sendiri</li>
<li>Molekul hCG terdiri dari 2 subunit:</li>
</ul></ul><ol><ol><ol><li>Subunit alpha yang menyerupai dengan FSH-LH dan TSH</li>
<li>Subunit beta yang spesifik untuk hCG </li>
</ol></ol></ol></ol><ul><ul><ul><li>hCG meningkat pesat pasca implantasi dan mencapai kadar puncak 100.000 mIU/ml pada hari ke 60 kehamilan dan kemudian menurun sejak hari ke 100 sampai 30.000 mIU/ml dan tetap dalam kadar ini sampai aterm.</li>
<li>Penentuan adanya hCG digunakan untuk</li>
</ul></ul></ul><ol><ol><ol><ol><li>Diagnosa dini kehamilan</li>
<li>Diagnosis Kehamilan Ektopik</li>
<li>Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas</li>
</ol></ol></ol></ol><ul><ul><li style="color: red;"><b>hPL</b> – <i>human placental lactogen</i></li>
<ul><li>Hormon polipeptide yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas</li>
<li>Dugaan peranan :</li>
</ul></ul></ul><ol><ol><ol><ol><li>Lipolisis : meningkatkan kadar asam lemak bebas yang merupakan sumber energi ibu dan nutrisi janin</li>
<li>Inhibisi glukoneogenesis : penghematan glukosa dan protein dan ini memperlihatkan <i>efek anti insulin</i> dari hPL</li>
<li>Somatotropik : memungkinkan pertumbuhan janin dengan meningkatkan asupan glukosa, asam lemak dan asam amino.</li>
<li>Efek mamotropik dan latogenik</li>
</ol></ol></ol></ol><ul><ul><ul><li>hPL dapat terdeteksi pada kehamilan 5 – 6 minggu dan terus meningkat sampai kehamilan 36 minggu dengan kadar 6 mg/ml</li>
<li>Kadar sebanding dengan masa plasenta</li>
</ul>
<li style="color: red;"><b>hCT</b> – <i>human chorionic thyrotropin</i></li>
<ul><li>Diduga berperan pada aktivitas thyroid maternal dan memungkinkan perkembangan kelenjar thyroid janin </li>
</ul>
<li style="color: red;"><b>Hypothalamic</b> dan <b>pituitary like hormone</b></li>
<ul><li>Misal yang menyerupai GnRH-<i>gonadotropin releasing hormon</i>, CRF – <i>corticotropin releasing factor</i>, ACTH-<i>adrenocrpticotropoc hormone</i> dan MSH- <i>melanocyte stimulating hormone</i></li>
</ul>
<li style="color: red;"><b>Inhibin , relaksin</b> dan <b>beta endorphin</b></li>
</ul></ul><b>Hormon Steroid</b> <br />
<ul><li style="color: blue;"><b>Estrogen</b> :</li>
<ul><li>Sintesa terjadi di sinsitiotrofoblas dari prekursor DHES – <i>dehydroepiandrosterone sulphate</i> atau 16 α – <i>hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate</i></li>
<li>Menjelang kehamilan aterm, 50% DHES di peroleh dari kelenjar adrenal janin dan 50% dari adrenal ibu. DHES kemudian mengalami transformasi dalam plasenta menjadi 17β oestradiol ( E2 )<i></i></li>
<li>90% dari 16 α – <i>hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate </i>diambil dari janin setelah hidroksilasi DHES dalam hepar janin dan 10% yang berasal dari maternal dengan cara yang sama<i></i></li>
<li>Eskresi estrogen terjadi melalui air seni maternal dalam bentuk estriol ( E3) , estradiol (E2) dan estriol (E3) ; Diantara ketiga bentuk tersebut, yang paling besar adalah bentuk E3<i></i></li>
<li>Estriol serum dan air seni maternal merupakan petunjuk penting dalam menentukan kesehatan janin mengingat bahwa sintesa dari estrogen tergantung pada adrenal dan hepar janin serta unit fetoplasenta<i></i></li>
<li>Pada kehamilan normal , sekresi Estriol urine meningkat sampai 35 – 40 mg per 24 jam. Penurunan estriol urine menunjukkan adanya bahaya pada janin<i></i></li>
<li>Estrogen dan progesteron menyebabkan serangkaian perubahan akibat kehamilan yang terjadi pada traktus genitalis dan payudara. <i></i></li>
</ul></ul><i></i> <br />
<ul><li style="color: blue;"><b>Progesteron </b>:</li>
<ul><li>Sintesa terjadi pada sinsitiotrofoblas dari kolesterol<br />
</li>
<li>Eksresi melalui urine dalam bentuk pregnandiol<br />
</li>
<li>Meningkat secara bertahap selama kehamilan sampai mencapai 250 mg per hari pada kehamilan tunggal<br />
</li>
<li>Sebagai prekursor dari adrenal janin untuk menghasilkan glukokortikoid dan mineralokortikoid </li>
</ul></ul><h4></h4><h4><span style="font-size: large;">Kelainan Plasenta</span></h4><b>KELAINAN BENTUK </b><br />
<ul><li>Plasenta <span style="color: red;">bilobata</span> : Plasenta terdiri dari 2 lobus yang terhubung dengan jaringan plasenta</li>
<li>Plasenta <span style="color: red;">bipartita</span> : Plasenta terdiri dari 2 baguan yang sama besar yang dihubungkan dengan selaput ketuban. Talipusat mengadakan insersi di salah satu lobus dan cabang cabang pembuluh talipusat berjalan didalam selaput ketuban menuju ke lobus yang lain</li>
<li>Plasenta <span style="color: red;">suksenteriata</span> : Plasenta tediri dari satu lobus besar dan lobus yang kecil. Talipusat mengadakan insersi pada lobus yang besar dan cabang pembuluh berjalan dalam selaput ketuban ke lobus aksesorius. Lobus aksesorius dapat tertinggal dalam persalinan sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan</li>
</ul><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="93"></td></tr>
<tr> <td></td> <td width="374"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSjydtTtI/AAAAAAAABKk/iI6INlAlSvA/s1600-h/clip_image008%5B4%5D.jpg"><img align="left" alt="clip_image008" border="0" height="148" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSk3pIehI/AAAAAAAABKo/06ZrvHQJYqc/clip_image008_thumb%5B1%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline; margin-left: 0px; margin-right: 0px;" title="clip_image008" width="240" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table><ul><li>Plasenta <span style="color: red;">sirkumvalata</span> : terdapat cincin putih yang terdiri dari desidua pada pars fetalis plasenta. Keadaan ini disebabkan akibat korion frondusum tak dapat memberi nutrisi memadai pada janin sehingga terjadi pertumbuhan vili perifer seccara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan abortus, perdarahan antepartum, persalinan preterm dan intra uterine fetal death</li>
</ul><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="335"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSl8lPWbI/AAAAAAAABKs/QU2oabLAKZo/s1600-h/clip_image010%5B4%5D.jpg"><img alt="clip_image010" border="0" height="165" src="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNSnI08FFI/AAAAAAAABKw/LdEZM-w76aw/clip_image010_thumb%5B1%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image010" width="240" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table><ul><li>Plasenta<span style="color: red;"> fenestrata</span> : plasenta ber lubang</li>
</ul> <br />
<b>KELAINAN UKURAN </b><br />
<ul><li>Plasenta <span style="color: red;">membranasea</span>: plasenta sangat tipis sehingga hampir memenuhi dinding cavum uteri dengan diameter 30 – 40 sentimeter dan dapat mencapai segmen bawah rahim sehingga menyebabkan gejala plasenta previa </li>
</ul><b>KELAINAN BERAT </b><br />
Ukuran dan berat plasenta sangat besar pada keadaan : <br />
<ul style="color: blue;"><li><i>Diabetes melitus</i></li>
<li><i>Sifilis</i></li>
<li><i>Hidrops fetalis</i></li>
</ul><b>KELAINAN POSISI</b> : <i style="color: red;">Plasenta previa</i> <br />
<b>KELAINAN ADHESI</b> : Vili korialis menembus dinding uterus <br />
<ul><li>Plasenta <i style="color: red;">akreta</i> : sampai menembus miometrium akibat defisiensi desidua basalis</li>
<li>Plasenta <i>inkreta</i> : menembus bagian dalam miometrium</li>
<li>Plasenta <i style="color: red;">perkreta</i> : Menembus sampai mencapai serosa</li>
</ul><b>LESI PLASENTA </b><br />
<ul><li><i>Infark Placenta</i>: <br />
<br />
<br />
<ul><li>Terlihat pada kasus Hipertensi Dalam Kehamilan : <br />
<br />
<br />
<ul><li>Infark putih : akibat deposit fibrin<br />
</li>
<li>Infark merah : perdarahan vasa maternal</li>
</ul></li>
</ul></li>
<li><i>Tumor plasenta</i>: <br />
<br />
<br />
<ul><li><i style="color: red;">Korioangioma</i><span style="color: red;"> </span>adalah tumor pembuluh plasenta yang sering terkait dengan kejadian hidramnion</li>
</ul><br />
</li>
</ul>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-50751206048278405282010-08-12T08:12:00.001+07:002010-08-12T08:54:37.653+07:002. Fisiologi Reproduksi<h3>FISIOLOGI REPRODUKSI</h3><h3><span style="font-size: small;"><i style="font-weight: normal;">Bambang Widjanarko</i></span> </h3><h3><br />
</h3><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="534"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNJ5slNVLI/AAAAAAAABI0/58uywvi6TLQ/s1600-h/clip_image002%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image002" border="0" height="202" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNJ67bsKFI/AAAAAAAABI4/9iDnHZN1_6s/clip_image002_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image002" width="244" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table>Kehamilan terjadi bila terjadi pembuahan ovum oleh sperma matur yang telah mengalami kapasitasi <br />
<h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="535"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNJ8tvPZDI/AAAAAAAABI8/NBFVhFEKdzM/s1600-h/clip_image004%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image004" border="0" height="182" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNJ979_HpI/AAAAAAAABJA/ursQh-mX4js/clip_image004_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image004" width="244" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4></h4><h4>Sperma</h4><ul><li>Sperma meninggalkan testis dengan membawa 23 <i>kromosom</i> namun masih belum mampu mengadakan fertlisasi</li>
<li>Maturasi menjadi sempurna sepanjang perjalananannya sejauh 6 meter dalam epididimis dan setelah bercampur dengan plasma seminalis yang berasal dari <i>epididimis – vesika seminalis</i> dan <i>kelenjar Prostate</i></li>
<li>Pasca ejakulasi semen, dengan kemampuan geraknya sendiri sperma mencapai servik dalam beberapa detik dan masuk kedalam kanalis servikalis setelah meninggalkan <i>plasma seminalis</i> dalam vagina.</li>
<li>Saat ovulasi, lendir servik memungkinkan terjadinya penetrasi dan kapasitasi sperma oleh karena :</li>
</ul><ol><ol><li>Lendir servik lebih encer dan membentuk saluran helikal sehingga sperma dapat melaluinya</li>
<li>Kadar glukosa dan klorida lendir servik meningkat </li>
</ol></ol><ul><li>Sperma selanjutnya mencapai cavum uteri dan bergerak terus menuju ke <i>tuba falopii</i> sampai mencapai tempat fertilisasi di <i>pars ampullaris tuba falopii</i>. Peristiwa ini dapat terjadi oleh karena :</li>
</ul><ol><ol><li>Sperma memiliki kemampuan bergerak sendiri ( own motility ) </li>
<li>Adanya gerak peristaltik cavum uteri dan tuba falopii yang dipicu oleh prostaglandin dalam plasma seminalis</li>
</ol></ol><ul><li>Sperma dapat mencapai tuba dalam waktu 30 – 40 menit, namun fertilisasi baru berlangsung setelah 2 – 6 jam. Jeda waktu tersebut diperlukan untuk <i>proses kapasitasi </i>sperma </li>
<li>Kapasitasi sperma adalah proses yang terjadi setelah sperma mampu menembus <i>zona pellucida</i> yang berada di sekitar ovum. Sekresi servik dan tuba berperan penting dalam proses kapasitasi sperma. Kapasitasi sperma adalah proses yang diperlukan untuk :</li>
</ul><ol><ol><li>Meningkatkan konsentrasi DNA dalam nukleus</li>
<li>Meningkatkan permeabilitas lapisan kaput sperma sehingga pelepasan hialuronidase meningkat </li>
</ol></ol><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td width="9"></td></tr>
<tr> <td></td> <td width="266"><table cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNJ_CMeazI/AAAAAAAABJE/Fb_M6-oUJvY/s1600-h/clip_image006%5B3%5D.jpg"><img alt="clip_image006" border="0" height="208" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKAiY5IxI/AAAAAAAABJI/mnYch9YLbfY/clip_image006_thumb.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image006" width="244" /></a></td></tr>
</tbody></table></td></tr>
</tbody></table><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKBoLHn9I/AAAAAAAABJM/7582Beq0Qhc/s1600-h/clip_image008%5B4%5D.jpg"><img alt="clip_image008" border="0" height="173" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKCzSrdQI/AAAAAAAABJQ/S7ftVaD1USU/clip_image008_thumb%5B1%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image008" width="252" /></a> <br />
<h4> </h4><h4>Ovum</h4><ul><li>Ovum meninggalkan setelah pecahnya Follicle d’Graaf dengan membawa 23 kromosom yang dikelililingi zona pellucida dan corona radiata</li>
<li>Ovum ditangkap oleh Pars Fimbriae Tuba Falopii dan bergerak kearah ampula akibat adanya silia dan peritaltik ritmis dari tuba falopii </li>
</ul><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKHfDMPoI/AAAAAAAABJU/Bj3lR8WYxPE/s1600-h/clip_image011%5B6%5D.png"><img alt="clip_image011" border="0" height="438" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKL3TEZjI/AAAAAAAABJY/etq9p67Mmg4/clip_image011_thumb%5B3%5D.png?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image011" width="290" /></a><br />
<h4> </h4><h4>Fertilisasi</h4><ul><li>Saat ejakulasi, berjuta sperma ditumpahkan dalam vagina namun hanya beberapa ratus ribu diantaranya yang mampu mencapai ostium tuba dan hanya beberapa saja yang berhasil menembus zona pellucida dan hanya satu spermatozoa yang dapat masuk kedalam ovum melalui <i>spatium perivitelina</i></li>
<li>Setelah masuknya sperma kedalam ovum, zona pelucida menahan masuknya sperma lain kedalam ovum </li>
<li>Pronuklei ovum dan sperma menyatu dan membentuk <i>zygote </i>yang memiliki 46kromosom )</li>
</ul><h4> </h4><h4>Penentuan Jenis Kelamin</h4><ul><li>Ovum matang membawa 22 otosom dan satu kromosom X ; sperma matang membawa 22 otosom dan kromosom X atau kromosome Y.</li>
<li>Bila sperma yang membuahi memiliki kromosome X maka kelamin janin adalah perempuan (46 XX) ; bila sperma yang membuahi memiliki kromosome Y maka kelamin janin adalah laki laki ( 46 XY )</li>
</ul><h4></h4><h4> </h4><h4> </h4><h4>Klivej dan pembentukan blastosis</h4><ul><li>Dalam perjalanan ke dalam cavum uteri, ovum yang telah dibuahi akan membelah menjadi 2, 4, 8 dan 16 sel ( <i>blastomere</i> ). Awal pembelahan ter jadi dalam 24 jam pasca fertilisasi dan berulang sekitar setiap 12 jam sampai terbentuk morula yang mencapai cavum uteri sekitar 4 hari pasca fertilisasi</li>
</ul><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKNJral1I/AAAAAAAABJc/zdZfj7LN3dE/s1600-h/clip_image013%5B4%5D.jpg"><img alt="clip_image013" border="0" height="240" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKOZquApI/AAAAAAAABJg/x7VLU0hfrNY/clip_image013_thumb%5B1%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image013" width="237" /></a><br />
<ul><li>Rongga yang terbentuk dalam morula menyebabkan struktur morula berubah menjadi struktur kistik yang dinamakan <i>blastosis</i>. Dinding dalam kista disebut <i>“inner mass cell” </i>( <i>embrioblast</i> ) yang akan membentuk struktur janin dan dinding luar kista disebut lapisan luar ( <i>trofoblas</i> ) yang akan menginvasi endometrium ( <i>implantasi </i>)</li>
<li>Blastosis berada dalam keadaan bebas dalam cavum uteri selama 3 – 4 hari dan mendapatkan makanan yang berasal dari sekresi endometrium </li>
</ul><h4> </h4><h4>Implantasi = nidasi</h4><a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKP83q6fI/AAAAAAAABJk/LGaEL_5h13A/s1600-h/clip_image015%5B4%5D.jpg"><img alt="clip_image015" border="0" height="155" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKRl2orXI/AAAAAAAABJo/mzgYQNY2LkY/clip_image015_thumb%5B1%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: inline;" title="clip_image015" width="320" /></a> <br />
<b></b> <br />
<b>DESIDUA</b> <br />
Endometrium tebal yang kaya vaskularisasi dari uterus hamil. Kelenjar membesar , berkelok kelok dan berisi penuh degan sekresi. Sel stroma menjadi besar dengan inti kecil dan sitoplasma jernih ( disebut sel desidua ) <br />
Desidua , seperti halnya dengan endometrium fase sekresi memiliki 3 lapisan : <br />
<ol><li>Lapisan superfisial yang padat ( <i>compact </i>)</li>
<li>Lapisan intermedia yang berongga ( <i>spongy</i> )</li>
<li>Lapisan basal yang tipis</li>
</ol>Pelepasan plasenta terjadi sampai pada lapisan intermedia dan regenerasi bermula dari sel basal. <br />
Trofoblas dari blastosis mengadakan invasi desidua agar terjadi implantasi pada : <br />
<ul><ul><li>Permukaan posterior segmen atas rahim ( 2/3 kasus kehamilan )</li>
<li>Permukaan anterior segmen atas rahim ( 1/3 kasus )</li>
</ul></ul>Pasca implantasi, desidua mengalami diferensiasi menjadi : <br />
<ul><ul><li>Desidua basalis ( dibawah sisi yang mengadakan implantasi )</li>
<li>Desidua kapsularis ( yang membungkus ovum )</li>
<li>Desidua parietalis atau desidua vera yang melapisi cavum uteri</li>
</ul></ul><br />
Dengan semakin membesarnya janin maka desidua kapsularis menjadi satu dengan desidua parietalis yang terjadi sekitar kehamian 12 minggu. <br />
<br />
<a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKSzdyVTI/AAAAAAAABJw/YludbfjTXWs/s1600-h/clip_image017%5B6%5D.jpg"><img alt="clip_image017" border="0" height="417" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKVcNMzOI/AAAAAAAABJ0/yKI5Cvg5M8k/clip_image017_thumb%5B3%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image017" width="441" /></a> <br />
<br />
Fungsi desidua : <br />
<ol><li>Tempat implantasi</li>
<li>Membatasi proses invasi trofoblas</li>
<li>Nutrisi pada ovum yang mengadakan implantasi</li>
<li>Bersama sama dealam proses pembentukan plasenta</li>
</ol><b></b> <br />
<b>KORION</b> <br />
Pasca implantasi, trofoblas mengadakan diferensiasi menjadi 2 lapisan : <br />
<ol><li>Lapisan luar yang disebut <i>sinsitiotrofoblas </i>berupa sel multinuklear tanpa batas sel </li>
<li>Lapisan dalam (lapisan Langhan ) yang disebut <i>sitotrofoblas </i>berupa sel kubis dengan sitoplasma </li>
</ol>Mesoderm nampaknya adalah bagian dari sitotrofoblas , trofoblas dan mesoderm bersama sama membentuk korion <br />
Jaringan mesodermal menghubungkan <i>“inner cell mass”</i> dengan korion yang kelak akan menjadi talipusat. <br />
Dalam sinsitium terbentuk rongga berisi darah ( lakuna ) yang semakin membesar dan sering bergabung membentuk <i>“ spatium korio desidual “</i> atau <i>spatium intervilousa</i> . Erosi pembuluh darah desidua oleh trofoblas memungkinkan darah untuk mengadakan sirkulasi dalam spatium tersebut <br />
Pada awalnya , vili korialis berada disekitar ovum. Setelah 12 minggu, vili di sisi berlawanan dari desidua kapsularis mengalami atrofi dan terjadilah <i>korion leave</i> dan membentuk selaput ketuban. <br />
<br />
<a href="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKWwzxqZI/AAAAAAAABJ4/K8Xw01ac3xI/s1600-h/clip_image019%5B5%5D.jpg"><img alt="clip_image019" border="0" height="511" src="http://lh4.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNKY8aRmqI/AAAAAAAABJ8/IBCXu7hQ5xg/clip_image019_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image019" width="481" /></a> <br />
<br />
Vili di sisi berlawanan dari desidua basalis tumbuh dan bercabang untuk membentuk <i>korion frondusum </i>dan bersama sama dengan desidua basalis membentuk <i>plasenta</i>. Sejumlah vili menempel pada desidua basalis dan disebut sebagai <i>anchoring villi </i>dan sejumlah vili lain melayang bebas dalam spatium intervilosa dan disebut sebagai <i>absorbing villi.</i> <br />
<b>AMNION</b> <br />
Pasca implantasi, terbentuk dua rongga dalam “inner cell mass” yaitu : <br />
<ul><ul><li>Cavum amnion</li>
<li>Yolc sac</li>
</ul></ul>Dan diantara kedua rongga tersebut terbentuk <i>mesoderm.</i> <br />
Lapisan sel yang berada di dasar cavum anion akan membentuk <i>struktur ektodermal</i> janin dan sel yang berada di atas yolc sac akan membentuk <i>struktur endodermal</i> janin. Struktur yang berada diantaranya akan membentuk <i>struktur mesoderm</i> <br />
<br />
Fase perkembangan janin : <br />
<ul><li><i>Ovum</i> : produk konsepsi pada 2 minggu pasca fertilisasi</li>
<li><i>Embrio</i> : dari kehamilan 3 minggu sampai 5 minggu</li>
<li><i>Foetus</i> : dari kehamilan 6 – 40 minggu</li>
</ul>Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8135630459708011388.post-54061033030142171342010-08-12T07:34:00.001+07:002010-08-12T08:54:11.402+07:001. Organ Reproduksi Wanita<i>Bambang Widjanarko </i><br />
<br />
<b></b> <br />
<ul><li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=1#parts">Apa saja struktur yang merupakan bagian dari anatomi genitalia wanita?</a><br />
</li>
<li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=2#happens">Apa yang terjadi dalam siklus menstruasi?</a> <br />
<br />
<br />
<br />
<ul><li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=2#follicular">Fase Follicular </a><br />
</li>
<li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=3#ovulatory">Fase Ovulasi</a><br />
</li>
<li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=3#luteal">Fase Luteal</a></li>
</ul></li>
<li><a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=42645&page=3#many">Berapa jumlah sel telur yang dimiliki oleh seorang wanita?</a></li>
</ul> <br />
Sistem reproduksi wanita dirancang untuk sejumlah fungsi : <br />
<ol><li>Menghasilkan sel telur atau oosit yang diperlukan dalam proses <a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=104455">reproduksi</a><br />
</li>
<li>Sarana transportasi sel telur menuju tempat fertilisasi<br />
</li>
<li>Tempat terjadinya fertilisasi di tuba falopii<br />
</li>
<li>Tempat implantasi hasil fertilisasi di uterus sebagai awal proses <a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=33915">kehamilan</a><br />
</li>
<li>Ovarium menghasilkan hormon seksual waniya yang perlu bagi fungsi reproduksi </li>
</ol>Bila tidak terjadi fertilisasi dan atau implantasi maka sistem reproduksi akan mengalami proses menstruasi ( pelepasan mukosa uterus setiap bulan ) <br />
Selama <a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=2036">menopause</a> produksi hormon seksual dari sistem reproduksi wanita yang penting bagi berlangsungnya siklus reproduksi secara bertahap akan berkurang. Bila seorang wanita sudah berhenti menghasilkan hormon seksual maka wanita tersebut sudah mengalami menopause.<br />
<br />
<a href="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBHOWVUJI/AAAAAAAABEQ/bS8Jbt4ApaA/s1600-h/clip_image002%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image002" border="0" height="288" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBIXvazoI/AAAAAAAABEU/vAQbjTV3jEc/clip_image002_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image002" width="393" /></a> <br />
<h4><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8135630459708011388&postID=5406103303014217134" name="parts"></a> </h4><h4>Apa saja struktur yang merupakan bagian dari anatomi organ reproduksi wanita?</h4>Anatomi reproduksi wanita terdiri dari struktur eksternal dan struktur internal. <br />
Peran struktur eksternal : <br />
<ol><li>Jalan masuk sperma kedalam tubuh wanita<br />
</li>
<li>Melindungi organ genitalia interna dari serangan infeksi mikiro organisme</li>
</ol><br />
<b>Struktur Eksternal Sistem Reproduksi Wanita : </b> <br />
<ol><li><b>Labia majora:</b> Labia Major menutup dan melindungi sejumlah struktur eksternal. Struktur ini homolog dengan skrotum pria. Labia major memiliki kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Setelah <a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=83470">pubertas</a> labia major tertutup dengan rambut pubis.<br />
</li>
<li><b>Labia minora:</b> Labia major panjangnya kira kira 5 sentimeter dan terletak didalam labia major dan mengitari orifisium vaginae dan meatus urethrae eksternus.<br />
</li>
<li><b>Kelenjar Bartholin:</b> Kelenjar ini terletak disamping orifisium vaginae dan memproduksi cairan encer (mukus).<br />
</li>
<li><b>Klitoris:</b> Labia minor kiri dan kanan bertemu dibagian anterior didaerah klitoris , satu tonjolan kecil yang homolog dengan penis pada pria. Klitoris terutup lipatan kulit yang disebut preputium yang juga terdapat pada pria. Seperti halnya penis, klitoris adalah struktur erektil yang peka terhadap rangsangan </li>
</ol><a href="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBKOq6InI/AAAAAAAABEY/CPp6zMbOVvo/s1600-h/clip_image004%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image004" border="0" height="290" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBMkZ7T5I/AAAAAAAABEc/dm8q4U8owS0/clip_image004_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image004" width="386" /></a> <br />
<br />
<br />
<b>Struktur Internal Sistem Reproduksi Wanita : </b><br />
<ol><li><b>Vagina:</b> Vagina adalah saluran yang menghubungkan servik ( bagian terbawah uterus ) dengan bagian luar tubuh dan dikenal pula sebagai jalan lahir.<br />
</li>
<li><b>Uterus (<i>womb)</i>:</b> Uterus adalah organ berbentuk seperti buah peer yang memiliki rongga untuk tempat pertumbuhan dan perkembangan janin. Uterus terbagi menjadi dua bagian : servik uteri dan corpus uteri yang akan menampung janin selama kehamilan. Servik memiliki saluran didalamnya yang disebut sebagai kanalis servikalis yang berperan sebagai saluran masuk sperma dan saluran keluar darah haid<br />
</li>
<li><b>Ovarium:</b> Ovarium adalah dua buah kelenjar berbentuk bulat lonjong dan pipih yang terdapat disamping uterus. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon seksual wanita.<br />
</li>
<li><b>Tuba Falopii: </b>Saluran<b> </b>yang berada di bagian atas uterus kiri dan kanan yang berperan sebagai saluran ovarium untuk perjalanan sel telur dari ovarium ke uterus. Konsepsi , fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi dalam tuba falopii dan selanjutnya hasil fertilisasi akan menuju ke uterus dan mengalami implantasi kedalam endometrium. <b></b></li>
</ol><h4>Apa yang terjadi dalam siklus menstruasi?</h4><h4> </h4><a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBN5mUfvI/AAAAAAAABEg/7bsG8XXtWRM/s1600-h/clip_image006%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image006" border="0" height="393" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBPKqFK2I/AAAAAAAABEk/UCNqsVk49hs/clip_image006_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image006" width="262" /></a> <br />
<br />
<br />
Wanita pada usia reproduksi akan mengalami aktivitas hormonal siklis yang berulang setiap bulan. Pada setiap siklus, tubuh wanita yang berada pada masa reproduksi mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya kehamilan. Istilah <a href="http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=92709">menstruasi</a>.merujuk pada peristiwa peluruhan berkala dari endometrium ( Menstru artinya “ setiap bulan” dan dari sinilah awal munculnya istilah siklus menstruasi ) <br />
Siklus menstruasi rata rata berlangsung setiap 28 hari dan berlangsung dalam fase folikuler, ovulasi dan fase luteal.<br />
<br />
<a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBQ508-LI/AAAAAAAABEo/xNJ8ld1mrzc/s1600-h/clip_image008%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image008" border="0" height="449" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBS9nnLSI/AAAAAAAABEs/lAAv4xj4mnc/clip_image008_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image008" width="477" /></a> <br />
Terdapat 4 hormon utama yang secara langsung mempengaruhi jalannya siklus menstruasi : <br />
<ol><li><b>FSH</b> – <i>Follicle Stimulating Hormone</i><br />
</li>
<li><b>LH</b> – <i>Luteinizing Hormone</i><br />
</li>
<li><i>Estrogen</i><br />
</li>
<li><i>Progesteron </i></li>
</ol><b>GnRH</b> – <i>Gonadotropin Releasing Hormone</i> adalah hormon hipotalamus yang berperan memicu pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis. <br />
<h4><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8135630459708011388&postID=5406103303014217134" name="follicular"></a></h4><h4><span style="font-size: large;">Fase Folikuler</span></h4>Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus haid. Selama fase folikuler siklus haid terjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut : <br />
<ul><li>FSH dan LH dilepaskan dari hipofisis dan menuju ke ovarium melalui aliran darah<br />
</li>
<li>FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan 15 – 20 sel folikel primer dalam ovarium<br />
</li>
<li>FSH dan LH berperan pula dalam memicu pelepasan estrogen dari ovarium<br />
</li>
<li>Dengan peningkatan kadar estrogen dalam darah maka produksi FSH akan menurun, mekanisme ini berfungsi untuk membatasi agar tidak terjadi pertumbuhan dan perkambangan folikel primer lebih lanjut.<br />
</li>
<li>Dengan berlanjutnya fase folikuler, satu diantara sejumlah folikel yang tumbuh dan berkembang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dominan sampai tahap matur. Pertumbuhan folikel yang dominan ini akan menekan pertumbuhan dan perkembangan folikel lainnya sehingga berhenti dan mati. Sel telur dominan ini akan terus memproduksi estrogen.<br />
</li>
<li>Pada saat ini, endometrium akan tumbuh dan disebut stadium proliferasi </li>
</ul> <br />
<h4><a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBUgbtMVI/AAAAAAAABEw/v3itRJa3ZO0/s1600-h/clip_image010%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image010" border="0" height="329" src="http://lh5.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBWUI4M-I/AAAAAAAABE0/M95g2wepRok/clip_image010_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image010" width="420" /></a></h4><h4></h4><h4> </h4><h4><span style="font-size: large;">Ovulasi</span></h4>Dalam siklus menstruasi 28 hari, fase ovulasi atau ovulasi terjadi 14 hari setelah awal fase folikuler. Fase ovulasi kurang lebih berada pada pertengahan siklus menstruasi dsan fase menstruasi akan terjadi sekitar 14 hari pasca ovulasi. <br />
Selama fase ini terjadi serangkaian kejadian sebagai berikut : <br />
<ul><li>Meningkatnya estrogen dari folikel yang dominan merupakan pemicu keluarnya sejumlah hormon LH<br />
</li>
<li>Hormon LH akan menyebabkan terjadinya ovulasi<br />
</li>
<li>Setelah ovulasi, sel telur akan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa kedalam tuba falopii<br />
</li>
<li>Pada fase ini, lendir servik semakin banyak dan kental yang berguna untuk menangkap sperma dan memberi makan sperma sehingga mampu bergerak kedepan agar terjadi fertilisasi</li>
</ul> <br />
<h4><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8135630459708011388&postID=5406103303014217134" name="luteal"></a></h4><h4><a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBYId_III/AAAAAAAABE8/lLmJLVeR2TA/s1600-h/clip_image012%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image012" border="0" height="297" src="http://lh6.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBaSJNAtI/AAAAAAAABFA/Djrl4b-1g-Q/clip_image012_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image012" width="446" /></a></h4><h4> </h4><h4><span style="font-size: large;">Fase Luteal</span></h4>Fase luteal dimulai sejak ovulasi dan meliputi sejumlah proses bagai berikut : <br />
<ul><li>Setelah melepaskan sel telur, folikel kosong akan menjadi struktur baru yang disebut <i>corpus luteum</i><br />
</li>
<li>Corpus luteum akan menghasilkan <i>progesteron</i> yang berperan lebih lanjut dalam mempersiapkan uterus agar hasil fertilisasi dapat mengalami proses<i> implantasi</i><br />
</li>
<li>Pada stadium ini, endometrium akan terus tumbuh dan disebut <i>stadium sekresi</i><br />
</li>
<li>Bila terjadi fertilisasi sperma atas sel telur maka embrio akan berjalan dalam tuba falopii menuju ke uterus dan mengadakan implantasi<br />
</li>
<li>Bila tidak terjadi fertilsasi, sel telur akan terus berjalan menuju uterus . Oleh karena tidak diperlukan untuk mendukung kehamilan maka endometrium akan luruh dan terjadilah haid.</li>
</ul> <br />
<h4><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=8135630459708011388&postID=5406103303014217134" name="many"></a></h4><h4><a href="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBcOX_LUI/AAAAAAAABFE/pzPDtk1WiCE/s1600-h/clip_image014%5B2%5D.jpg"><img alt="clip_image014" border="0" height="310" src="http://lh3.ggpht.com/_03mN2W3Bjls/TGNBeEArfeI/AAAAAAAABFI/nJHZdk9Xne0/clip_image014_thumb%5B2%5D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="clip_image014" width="396" /></a></h4><h4> </h4><h4><span style="font-size: large;">Berapa jumlah sel telur yang dimiliki oleh wanita?</span></h4>Sebagian besar sel telur dalam ovarium akan mengalami kematian dan hilang saat seorang wanita mengalami menopause. <br />
Pada saat lahir, neonatus diperkirakan memiliki 1 juta sel telur , jumlah tersebut terus menurun dan saat pubertas hanya tersisa sekitar 300.000. <br />
Sepanjang masa reproduksi, terdapat sekitar 300 – 400 sel telur yang tumbuh matang dan mengalami ovulasi.Bambang Widjanarkohttp://www.blogger.com/profile/17735698577996721980noreply@blogger.com0