PLASENTA
Plasenta terbentuk dari korion frondusum ( bagian dari janin ) dan desidua basalis ( bagian maternal )Makroskopik:
- Bentuk : seperti cakram dengan Ø 15 – 20 sentimeter dan berat 500 gram
- Tebal : 2.5 sentimeter
- Posisi : 99.5% berada di segmen atas rahim ; 2/3 pada permukaan posterior dan 1/3 pada permukaan anterior
- Pars Fetalis : halus – mengkilap dan tertutup selaput amnion. Insersio talipusat parasentral dan terlihat pembuluh darah talipusat yang menyebar
- Pars maternalis : berwarna abu abu kemerahan dan terdiri dari 15 – 20 kotiledon. Masing masing kotiledon memiliki cabang vilus utama yang terbungkus dengan desidua basalis.
Fungsi Plasenta
FUNGSI RESPIRASI
O2 dan CO2 melewati plasenta melalui proses difusi sederhana. Hemoglobin Fetal – HbF memiliki afinitas dan kapasitas pembawa yang lebih besar dibandingkan Hemoglobin Dewasa – HbA.
Ikatan 2.3 Diphosphoglyecerate (2,3 – DPG) yang merupakan tempat pengikatan oksigen di molekul hemoglobin dalam HbF kurang erat sehingga afinitas oksigen HbF lebih besar dibanding kan HbA,
Kecepatan difusi oksigen tergantung pada :
- Perbedaan gradien gas antara maternal dan janin
- Aliran darah maternal dan janin
- Permeabilitas plasenta
- Luas permukaan plasenta
Transfer nutrien dari ibu ke anak terjadi melalui :
- Difusi sederhana : air dan elektrolit
- Difusi terfasilitasi : glukosa
- Difusi aktif : asam amino
- Pinositosis : protein molekul besar dan sel
Produk metabolisme sisa seperti urea janin akan masuk sirkulasi ibu melalui difusi sederhana pada plasenta
PRODUKSI ENZYM
Misal : oksitosinase, monoamine oksidase – insulinase – histaminase alkalin fosfatase dan Produksi dari PAPP – pregnancy associated plasma proteins : PAPP A, PAPP B, PAPP C , PAPP D dan PP5 yang peranan dan fungsinya masih belum jelas
PENGHALANG – BARRIER
Darah janin dalam vili korialis terpisah dari darah maternal dalam spatium intervilus oleh penghalang yang terdiri dari :
- Endotel pembuluh darah janin
- Stroma vilus
- Sitotrofoblas
- Sinsitiotrofoblas
FUNGSI ENDOKRIN
Hormon Protein
- hCG – human chorionic gonadotropin
- Glikoprotein yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas
- Fungsi : mempertahankan peran korpus luteum dalam 10 hari pertama kehamilan untuk tetap menghasilkan estrogen dan progesteron sampai sinsitiotrofoblas dapat menghasilkan estrpgen dan progesteron sendiri
- Molekul hCG terdiri dari 2 subunit:
- Subunit alpha yang menyerupai dengan FSH-LH dan TSH
- Subunit beta yang spesifik untuk hCG
- hCG meningkat pesat pasca implantasi dan mencapai kadar puncak 100.000 mIU/ml pada hari ke 60 kehamilan dan kemudian menurun sejak hari ke 100 sampai 30.000 mIU/ml dan tetap dalam kadar ini sampai aterm.
- Penentuan adanya hCG digunakan untuk
- Diagnosa dini kehamilan
- Diagnosis Kehamilan Ektopik
- Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas
- hPL – human placental lactogen
- Hormon polipeptide yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas
- Dugaan peranan :
- Lipolisis : meningkatkan kadar asam lemak bebas yang merupakan sumber energi ibu dan nutrisi janin
- Inhibisi glukoneogenesis : penghematan glukosa dan protein dan ini memperlihatkan efek anti insulin dari hPL
- Somatotropik : memungkinkan pertumbuhan janin dengan meningkatkan asupan glukosa, asam lemak dan asam amino.
- Efek mamotropik dan latogenik
- hPL dapat terdeteksi pada kehamilan 5 – 6 minggu dan terus meningkat sampai kehamilan 36 minggu dengan kadar 6 mg/ml
- Kadar sebanding dengan masa plasenta
- hCT – human chorionic thyrotropin
- Diduga berperan pada aktivitas thyroid maternal dan memungkinkan perkembangan kelenjar thyroid janin
- Hypothalamic dan pituitary like hormone
- Misal yang menyerupai GnRH-gonadotropin releasing hormon, CRF – corticotropin releasing factor, ACTH-adrenocrpticotropoc hormone dan MSH- melanocyte stimulating hormone
- Inhibin , relaksin dan beta endorphin
- Estrogen :
- Sintesa terjadi di sinsitiotrofoblas dari prekursor DHES – dehydroepiandrosterone sulphate atau 16 α – hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate
- Menjelang kehamilan aterm, 50% DHES di peroleh dari kelenjar adrenal janin dan 50% dari adrenal ibu. DHES kemudian mengalami transformasi dalam plasenta menjadi 17β oestradiol ( E2 )
- 90% dari 16 α – hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate diambil dari janin setelah hidroksilasi DHES dalam hepar janin dan 10% yang berasal dari maternal dengan cara yang sama
- Eskresi estrogen terjadi melalui air seni maternal dalam bentuk estriol ( E3) , estradiol (E2) dan estriol (E3) ; Diantara ketiga bentuk tersebut, yang paling besar adalah bentuk E3
- Estriol serum dan air seni maternal merupakan petunjuk penting dalam menentukan kesehatan janin mengingat bahwa sintesa dari estrogen tergantung pada adrenal dan hepar janin serta unit fetoplasenta
- Pada kehamilan normal , sekresi Estriol urine meningkat sampai 35 – 40 mg per 24 jam. Penurunan estriol urine menunjukkan adanya bahaya pada janin
- Estrogen dan progesteron menyebabkan serangkaian perubahan akibat kehamilan yang terjadi pada traktus genitalis dan payudara.
- Progesteron :
- Sintesa terjadi pada sinsitiotrofoblas dari kolesterol
- Eksresi melalui urine dalam bentuk pregnandiol
- Meningkat secara bertahap selama kehamilan sampai mencapai 250 mg per hari pada kehamilan tunggal
- Sebagai prekursor dari adrenal janin untuk menghasilkan glukokortikoid dan mineralokortikoid
Kelainan Plasenta
KELAINAN BENTUK- Plasenta bilobata : Plasenta terdiri dari 2 lobus yang terhubung dengan jaringan plasenta
- Plasenta bipartita : Plasenta terdiri dari 2 baguan yang sama besar yang dihubungkan dengan selaput ketuban. Talipusat mengadakan insersi di salah satu lobus dan cabang cabang pembuluh talipusat berjalan didalam selaput ketuban menuju ke lobus yang lain
- Plasenta suksenteriata : Plasenta tediri dari satu lobus besar dan lobus yang kecil. Talipusat mengadakan insersi pada lobus yang besar dan cabang pembuluh berjalan dalam selaput ketuban ke lobus aksesorius. Lobus aksesorius dapat tertinggal dalam persalinan sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan
- Plasenta sirkumvalata : terdapat cincin putih yang terdiri dari desidua pada pars fetalis plasenta. Keadaan ini disebabkan akibat korion frondusum tak dapat memberi nutrisi memadai pada janin sehingga terjadi pertumbuhan vili perifer seccara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan abortus, perdarahan antepartum, persalinan preterm dan intra uterine fetal death
- Plasenta fenestrata : plasenta ber lubang
KELAINAN UKURAN
- Plasenta membranasea: plasenta sangat tipis sehingga hampir memenuhi dinding cavum uteri dengan diameter 30 – 40 sentimeter dan dapat mencapai segmen bawah rahim sehingga menyebabkan gejala plasenta previa
Ukuran dan berat plasenta sangat besar pada keadaan :
- Diabetes melitus
- Sifilis
- Hidrops fetalis
KELAINAN ADHESI : Vili korialis menembus dinding uterus
- Plasenta akreta : sampai menembus miometrium akibat defisiensi desidua basalis
- Plasenta inkreta : menembus bagian dalam miometrium
- Plasenta perkreta : Menembus sampai mencapai serosa
- Infark Placenta:
- Terlihat pada kasus Hipertensi Dalam Kehamilan :
- Infark putih : akibat deposit fibrin
- Infark merah : perdarahan vasa maternal
- Infark putih : akibat deposit fibrin
- Terlihat pada kasus Hipertensi Dalam Kehamilan :
- Tumor plasenta:
- Korioangioma adalah tumor pembuluh plasenta yang sering terkait dengan kejadian hidramnion
Tidak ada komentar:
Posting Komentar