Kamis, 12 Agustus 2010

8. Asuhan Antenatal

 

TUJUAN

  1. Pencegahan, deteksi dan terapi dini komplikasi kehamilan seperti preeklampsia – eklampsia - perdarahan
  2. Pencegahan, deteksi dan terapi dini kelainan medik selama kehamilan seperti anemia – diabetes melitus – kelainan endokrin lain
  3. Deteksi kelainan presentasi – kelainan posisi dan gangguan imbang sepalopelvik yang mempengaruhi jalannya persalinan
  4. Memberi petunjuk pada ibu hamil mengenai higiene – diet dan gejala berbahaya yang sangat perlu diwaspadai oleh ibu hamil
  5. Melakukan pemeriksaan laboratorium yang dapat mempengaruhi janin seperti golongan darah – tipe rhesus – toksoplasmosis dan sifilis

FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL

  • Setiap bulan sampai bulan ke 6
  • Setiap 2 minggu pada bulan ke 7 dan 8
  • Setiap minggu pada bulan ke 9
  • Kunjungan yang lebih sering pada kehamilan resiko tinggi
  • Program DepKes : 4 kali kunjungan selama kehamilan

 

KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA

  1. Anamnesa
  2. Pemeriksaan: umum – abdomen dan status lokalis .
  3. Pemeriksaan laboratorium:
    • Golongan darah.
    • Rhesus
    • Haemoglobin.
    • Toxoplasma dan atau VDRL bila perlu
    • Analisis urine terutama untuk gula dan albumin

KUNJUNGAN ULANG

  • Anamnesa : pertanyaan mengenai keluhan selama kehamilan.
  • Pemeriksaan:
    1. Tekanan darah.
    2. Berat badan.
    3. Edema.
    4. Pemeriksaan abdomen.
  • Laboratorium: urine albumin dan gula

INSTRUKSI PADA IBU HAMIL

  • Diet
Kebutuhan harian:
  • Kalori: 2500 Kcal.
  • Protein: 60 gm.
  • Karbohidrat: 200- 400 gm.
  • Lipid : harus dibatasi
  • Vitamins
    1. Vitamin A: 5000 IU.
    2. Vitamin B1 (Thiamine): 1mg.
    3. Vitamin B2 (Riboflavin): 1.5 mg.
    4. Nicotinic acid: 15mg.
    5. Ascorbic acid (vit. C): 50mg.
    6. Vitamin D: 400 IU.
    7. Asam folat: 0.5 mg.
  • Mineral:
Zat besi: 15 mg.
Kalsium: 1000 mg.
Saran diet harian :
  • 1 liter susu murnin atau pengganti
  • 1 – 2 butir telur
  • Sayur dan buah segar
  • Ikan
  • Roti gandum
  • Teh dan kopi : Batasi.

 

ADVIS LAIN

  • Merokok: hindari oleh karena dapat menyebabkan PJT – pertumbuhan janin terhambat atau persalinan preterm.
  • Istirahat dan tidur : 2 jam di siang hari dan 8 jam dimalam hari.
  • Olah raga : olah raga berbahaya (menyelam atau olah raga air lain ) harus dihindari . Olah raga yang dianjurkan adalah olah raga sehari hari dirumah atau berjalan jalan .
  • Pakaian :
    • Baju longgar, ringan dan terbuat dari bahan non sintetik
    • Kenakan penyangga payudara ( BH )
  • Sepatu: Jangan menggunakan sepatu tumit tinggi mengingat resiko meningkatnya lordosis lumbal, regangan pada punggung dan resiko terpeleset.
  • Mandi: saran menggunaan shower dan tidak berendam. Hindari pencucian vagina selama kehamilan.
  • Perawatan gigi : Bila perlu lakukan konsultasi dengan dokter gigi
  • Payudara : untuk mengatasi putting yang retraksi atau adanya kerak , dianjurkan untuk melakukan masase dengan cairan gliserin yang dicampur alkohol 6 minggu menjelang akhir kehamilan.
  • Saluran pencernaan : hindari konstipasi dengan mengkonsumsi sayur, minumbanyak cairan dan olahraga. Jangan lakukan klisma dengan parafin cairan oleh karena dapat menyebabkan gangguan absorbsi vitamin yang larut dalam lemak ( vitamin A dan D )
  • Sanggama : Hindari sanggama pada kasus abortus atau partum prematurus iminen. Bila tidak maka sanggama boleh dilakukan secara hati hati dan tidak membahayakan. Beberapa ahli obstetri menganjurkan agar menghentikan kegiatan sanggama pada 4 minggu terakhir kehamilan untuk menghindari infeksi asending
  • Perjalanan jauh : hindari perjalanan jauh dan yang melelahkan khususnya bila ada kecenderungan abortus atau persalinan preterm. Perjalanan dengan pesawat terbang tidak dilarang namun bukan untuk penerbangan yang sangat lama dan menjelang akhir kehamilan.
  • Medikasi : hindari pemakaian obat diluar pengetahuan dokter untuk menghindari resiko teratogenesitas obat
  • Paparan infeksi: harus dihindari paparan terhadap penderita penyakit infeksi yang sangat tertaogenik seperti rubella – sitomegalovirus – herpes dan varisela zoster.
  • Paparan radiasi: harus dihindari baik dengan maksud terapi atau diagnostik .
  • Gejala berbahaya: yang merupakan indikasi untuk segera datang ke dokter
    1. Perdarahan atau keluarnya cairan per vaginam,
    2. Nyeri abdomen,
    3. Nyeri kepala persisten, Gangguan visus dan edema tangan serta muka
    4. Muntah yang persisten

Imunisasi :

Jenis Vaksin
Nama
Diperbolehkan atau tidak
Vaksin virus hidup
Measles
Parotitis
Rubella
Poliomyelitis
Yellow fever
Kontra indikasi
Kontra indikasi
Kontra indikasi
Hanya bila sudah terpapar.
Perjalanan kedaerah endemik.
Vaksin virus yang dilemahkan
Influenza
Rabies
Penyakit serius.
Sama dengan non pregnan.
Vaksin bakteri inaktif
Kolera
Demam tipoid
Plague
Meningococcal meningitis
Perjalanan internasional.
Perjalanan kedaerah endemik.
Selektif untuk pasien yang terpapar.
Sama dengan wanita yang non-pregnan.
Toxoid
Tetanus
Difteria
Samandengan non pregnant.
Immune globulin
Rabies
Tetanus
Varicella
Campak
Hepatitis A
Hepatitis B
Profilaksis pasca paparan.
Profilaksis pasca paparan : berikan dengan vaksin hepatitis B pada awalnya, dan berikan vaksin saja setelah 1 dan 5 bulan

7. Diagnosis Kehamilan

Diagnosis Kehamilan

TRIMESTER PERTAMA ( 0 – 12 MINGGU )

GEJALA

  1. Amenorea : berhentinya haid yang semula teratur pada sebagian kasus merupakan gejala utama yang menandai adanya kehamilan. Perlu diketahui bahwa kehamilan dapat terjadi selama periode amenorea laktasi. Selain itu, perdarahan dapat pula terjadi pada awal kehamilan dan merupakan petunjuk dari satu abortus iminen. Selama trimester pertama, dalam kehamilan normal dapat terjadi sedikit perdarahan pada saat-saat menstruasi biasanya terjadi dan hal ini disebabkan oleh terjadinya perdarahan desidua vera
  2. Morning Sickness : mual dengan atau tidak disertai muntah sering dialami ibu hamil pada pagi hari. Gejala ini umumnya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan umumnya menghilang 6 – 12 minggu kemudian
  3. Sering miksi : keluhan miksi terjadi akibat kongesti dan tekanan pada vesika urinaria umumnya hilang pada trimetser kedua, namun berulang kembali menjelang akhir kehamilan saat bagian terendah janin masuk panggul
  4. Gejala pada payudara : payudara membesar, terasa berat dan tegang
  5. Perubahan selera makan dan kebiasaan tidur

    TANDA

    • Payudara :

      1. Ukuran dan vaskularisasi bertambah
      2. Hiperpigmentasi putting susu dan areola mammae
      3. Terlihat areola mammae sekunder
      4. Folikel Montgomery
      5. Kolustrum
      6. Perubahan payudara umumnya hanya diperlihatkan oleh primigravida.
      • Rahim:

        1. Uterus membesar, globular dan lunak
        2. Palmer Sign : teraba kontraksi uterus saat pemeriksaan bimanual
        3. Hegar Sign : Saat pemeriksaan bimanual, dua jari dipermukaan fornik anterior dapat didekatkan pada tangan yang diluar akibat perlunakan bagian bawah uterus dan terasa kosong. Tanda ini ditemukan pada kehamilan minggu ke 6 – 10 dan tidak lagi ditemukan bila hasil konsepsi sudah memenuhi rongga rahim.
        • Servik: Lunak, hipertropi dan berwarna biru keunguan.
        • Vagina: Berwarna biru keunguan, lembab dan hangat serta pH yang asam
         

        PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

        Tes Kehamilan
        Tergantung pada adanya hCGhuman chorionic gonadotropin dalam serum atau urine maternal
        • Tes kehamilan urine:
          • Tes aglutinasi
          • Tes aglutinasi inhibisi
          • Dipstick
          • Rapid atau simple test berbasis enzyme – labelled monoclonal antibodies assay untuk mendeteksi kadar hCG urine yang rendah
          • Positif palsu :
            1. Proteinuria
            2. Hematuria
            3. Saat ovulasi ( reaksi silang dengan LH )
            4. Tirotoksikosis ( TSH tinggi )
            5. Hari hari pertama pasca abortus
            6. Penyakit trofoblas
            7. Tumor penghasil hCG
          • Negatif palsu :
            1. Missed Abortion
            2. Kehamilan ektopik
            3. Kehamilan sangat dini
            4. Air seni disimpan terlalu lama dalam suhu ruang
            5. Pengobatan dengan obat tertentu
        • Tes kehamilan serum:
          1. Radioimmunoassay dari b -subunit of hCG.
          2. Radio receptor assay.
        • Enzyme- linked immunosorbent assay (ELISA).

          • Dapat digunakan untuk urine dan serum.
        Sensitivitas tes kehamilan
        Lowest hCG detectable (mIU/ml) Minimum Day post ovulatory
        I - Urine
        A - Slide
        500-2500
        17-26
        B - Tube
        75-1000
        14-22
        II - Serum
        A - Radioimmunoassay
        300-500
        9
        B - Radiorecepter
        100-200
        9
        III - ELISA
        50
        7-10

        Tes kehamilan menjadi negatif :
        • Satu minggu pasca persalinan
        • 2 minggu pasca abortus
        • 4 minggu pasca evakuasi mola
         
        Penggunaan tes kehamilan :
        1. Diagnosis kehamilan
        2. Diagnosa kematian mudigah
        3. Diagnosis kehamilan ektopik
        4. Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas gestasional
        Pemeriksaan Ultrasonografi
        • Kantung kehamilan dapat dideteksi sejak 4 – 5 minggu amenorea.
        • Detak jantung janin terlihat sejak kehamilan 7 minggu
         

        TRIMESTER KEDUA ( 13 – 28 MINGGU )

         GEJALA

        1. Amenorea
        2. Keluhan morning sickness dan miksi berkurang
        3. Quickening : sensasi gerakan janin yang dirasakan ibu, pada primigravida terjadi pada kehamilan minggu ke 18 – 20 dan pada multipara kehamilan 16 – 18 minggu
        4. Pembesaran abdomen

         

        TANDA

        • Payudara : tanda tanda semakin jelas
        • Kulit : chloasma gravidarum – linea nigra dan striae gravidarum
        • Uterus :
          1. Uterus teraba pada palpasi abdomen
          2. Kontraksi Braxton Hicks
        • Janin :
          1. Balotemen internal : pada minggu ke 16 dapat terasa bila dilakukan upaya mengguncang janin dengan dua jari pada fornik anterior
          2. Balotemen eksternal : pada minggu ke 20 dengan upaya menggunacang janin dengan satu tangan dan merasakan adanya pantulan dengan tangan lain
          3. Palpasi bagian janin pada kehamilan 20 minggu ( ahli kebidanan )
          4. Detak jantung janin : dengan fetoskop terdengar pada kehamilan 20 minggu
          5. Bising talipusat : bising yang hampir sama dengan detak jantung janin dan bising ini terdengar bila talipusat berada dibawah fetoskop

         PEMERIKSAAN PADA KASUS YANG MERAGUKAN

        • Tes kehamilan.
        • Ultrasonografi.
        • X-ray: Terlihat gambatan tulang janin setelah kehamilan minggu ke 16. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulaknoleh pemeriksaan sinar X maka pemeriksaan ini sudah ditinggalkan dan digantikan dengan ultrasonografi :
          1. Efek teratogenik terutama bila dilakukan pada kehamilan kurang dari 10 minggu
          2. Perubahan kromosomal pada gonad janin sehingga dapat terjadi gangguan pada generasi berikut
          3. Leukemia pada anak anak

         

        TRIMESTER KETIGA ( 29 – 40 MINGGU )

        Semua gejala dan tanda kehamilan menjadi sangat jelas.

         Tanda pasti kehamilan :

        1. Teraba bagian janin
        2. Teraba gerakan janin
        3. Terdengar detak jantung janin
        4. Terdengar bising umbilikus
        5. [ Deteksi tulang janin dengan pemeriksaan sinar X ]
        6. Deteksi bagian janin, gerakan janin dan gerakan jantung janin dengan pemeriksaan ultrasonografi.

         

        DIAGNOSA BANDING KEHAMILAN

        • Kehamilan dini :
          • Penyebab amenorea sekunder lain
          • Penyebab terjadinya pertumbuhan uterus yang simetrik :
            • Mioma uteri
            • Adenomiosis
            • Piometra
            • Hematometra
            • Metropatia hemoragika
        • Penyebab masa panggul lain
            • Tumor ovarium
            • Pembesaran tuba falopii
            • Hematokel
            • Kandung kemih yang penuh
        • Kehamilan lanjut :

          • Mioma.
          • Neoplasma Ovarium.
          • Asites.
          • Pseudosiesis.
          • Lain lain

        6. Perubahan Maternal dalam Kehamilan

         

         SISTEM GENITALIA


        OVARIUM
        • Kedua ovarium membesar akibat bertambahnya vaskularisasi dan edema di bagian corpus luteum
        • Corpus luteum mengalami degenerasi setelah minggu ke 10 saat plasenta sudah terbentuk
        • Corpus luteum mensekresi estrogen , progesteron dan relaxin
        • Relaxin adalah hormon protein dengan peranan dalam kehamilan yang masih tak jelas dan diduga berperan dalam memicu perlunakan dan pendataran servik
        • Selama kehamilan tidak terjadi ovulasi akibat inhibisi hipofisis oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron
        TUBA FALOPII
        Terjadi hipertrofi lapisan muskular dan epitel menjadi pipih.


        UTERUS
        • Ukuran bertambah dari 7.5x2.5x2.5 cm (non pregnan ) menjadi 35 x 25x20 cm saat kehamilan aterm
        • Berat bertambah dari 50 gram ( non pregnan ) menjadi 1000 gram saat kehamilan aterm yang disebabkan oleh :
          1. Hipertrofi serabut otot miometrium (efek estrogen) dan multiplikasi otot miometrium ( efek progesteron )
          2. Bertambahnya masa jaringan ikat yang elastik
          • Kapasitas : dari 4 ml ( "non pregnan" ) menjadi 4000 ml (kehamilan aterm )
          • Bentuk : menjadi lebih bulat sejak kehamilan 8 minggu dan berbentuk piriformis sejak kehamilan 16 minggu sampai aterm
          • Posisi : akibat terangkat dari rongga panggul, uterus akan mengalami dekstro rotasi karena adanya kolon rektosigmoid di sebelah kiri
          • Konsistensi : secara progresif menjadi bertambah lunak akibat
            • Bertambahnya vaskularisasi
            • Adanya cairan amnion
          • Kontraktilitas : sejak trimester pertama terjadi kontraksi iregular uterus ( kontraksi Braxton Hicks ) tanpa rasa nyeri. Kontraksi sering menimbulkan rasa tak enak pada akhir kehamilan dan seringkali menjadi tanda persalinan palsu ( false labor )
          • Aliran uteroplasenta : diameter dan panjang vasa ovarica dan vasa uterina bertambah serta semakin berliku liku. Aliran darah uterus meningkat secara progresif dan mencapai 500 ml per menit saat kehamilan aterm
          • Segmen bawah uterus : setelah kehamilan 12 minggu , isthmus (bagian antara corpus uteri dan servik uteri ) menjadi semakin bertambah luas untuk membentuk segmen bawah uterus. Panjang SBR saat kehamilan aterm mencapai 10 cm.

          Segmen Atas Rahim

          Segmen Bawah Rahim
          Peritoneum Melekat erat. Melekat secara longgar.
          Miometrium 3 lapisan : luar longitudinal, tengah obliqua dan dalam sirkular.
          Lapisan tengah di sekitar pembuluh darah membentuk serabut seperti angka 8 untuk mengendalikan perdarahan pasca persalinan (ikatan penyelamat hidup)
          2 lapisan ; luar longitudinal dan dalam sirkular
          Desidua Terbentuk sempurna. Tidak terbentuk dengan sempurna.
          Selaput ketuban Melekat erat. Melekat secara longgar.
          Aktivitas Aktif, kontraksi dan rektraksi menjadi semakin tebal selama persalinan Pasif, dilatasi, elastis dan menjadi semakin tipis saat persalinan.


          SERVIK UTERI
          • Mengalami hipertrofi, lunak dan kebiruan akibat edema dan peningkatan vaskularisasi
          • Segera setelah konsepsi, sekresi servik yang kental segera menutup kanalis servikalis dalam bentuk sumbatan lendir
          • Epitel endoservik mengalami proliferasi dan atau mengalami eversi sehingga ektopi servik (kadang dianggap sebagai erosi portiones )
          VAGINA
          Vagina menjadi lunak, hangat dan lembab akibat sekresi yang meningkat dan berubah keunguan akibat meningkatnya vaskularisasi ( Chadwick’s sign )


          VULVA
          Berubah keunguann dan dapat terlihat adanya edema dan varises


          PAYUDARA
          • Pada minggu-minggu pertama, dirasakan payudara yang tegang dan berat
          • Sejak bulan ketiga, ukuran payudara membesar dan menjadi nodular akibat hipertrofi alveolus. Terlihat dilatasi vena pada permukaan payudara
          • Areola mammae menjadi berwarna gelap, puting susu membesar dan berwarna gelap serta lebih erektil
          • Folikel Montgomery ( kelenjar lemak yang hipertrofi ) nampak sebagai elevasi berwarna lebih terang pada areola mammae
          • Menjelang akhir bulan ketiga, bila puting susu dipencet dapat keluar kolustrum ( sekret berwarna kekuningan )
          • Selama bulan kelima, terlihat adanya daerah berwarna lebih gelap disekitar areola mammae ( secondary areola )

          KULIT
          Terjadi hiperpigmentasi kulit akibat meningkatnya produksi MSH – melanocyte stimulating hormone
          1. Chloasma Gravidarum ( topeng kehamilan ) : pigemnatsi berbentuk seperti kupu-kupu sekitar dagu dan hidung. Hilang beberapa bulan pasca persalinan
          2. Payudara : meningkatnya pigmentasi puting susu dan areola mammae serta terbentuknya areola mammae sekunder
          3. Linea Nigra : garis hitam yang terbentang dari umbilikus sampai simfisis pubis
          4. Aksila, vulva dan jaringan parut
          clip_image001
          clip_image003
          Chloasma Gravidarum Linea Nigra


          Striae gravidarum

          clip_image005 Striae Gravidarum

          Garis garis cekung kemerahan pada dinding abdomen bagian bawah, payudara dan paha yang terlihat pada bulan bulan terakhir kehamilan. Tanda ini disebabkan oleh regangan mekanis atau meningkatnya kadar glukokortikoid yang mengakibatkan pecahnya serabut elastis dermis dan terpaparnya jaringan subkutan yang vaskular. Pasca persalinan, garis garis ini berubah menjadi putih dan akan terus menetap dan disebut striae albicans
           

          PERUBAHAN VASKULAR

          Terjadi peningkatan aliran darah kulit dan suhu tubuh


          SEKRESI

          Terjadi peningkatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar lemak.

           

          PERUBAHAN HEMATOLOGI

          VOLUME DARAH :
          • Volume darah total sejak awal kehamilan terus meningkat sampai mencapai 35 – 45% diatas level tidak hamil pada minggu ke 32
          • Volume plasma meningkat 40% dan eritrosit meningkat 20% sehingga terjadi hemodilusi dan anemia ( physiological anaemia in pregnancy )

          KOMPONEN DARAH :
          1. Eritrosit : selama kehamilan jumlahnya menurun dari 4.5 juta per mm3 menjadi 3.7 juta per mm3 yang terjadi secara relatif akibat peningkatan volume plasma yang tak sebanding dengan peningkatan eritrosit.
          2. Kadar hemoglobin : turun dari 14 g% menjadi 12 g%
          3. Leukosit : meningkat dari 7000 per mm3 menjadi 10.000 per mm3 dan saat persalinan dapat mencapai 16.000 per mm3
          4. Fibrinogen : meningkat dari 200 – 400 mg/dL menjadi 400 – 600 mg/dL
          5. Laju Endap Darah – LED : meningkat dari 12 menjadi 50 mm/jam
             

            SISTEM KARDIOVASKULAR

            JANTUNG
            • Posisi : dengan naiknya diafragma akibat terdorong oleh uterus yang membesar selama kehamilan maka apex jantung akan bergeser kekiri dan keatas sehingga berada di celah intercostal ke 4 diluar garis midklavikula
            • Frekuensi denyut jantung : nadi istirahat meningkat 10 – 15 dpm
            • Curah jantung (cardiac output) : meningkat, terutama akibat peningkatan curah sekuncup (stroke volume) dibandingkan dengan peningkatan frekuensi nadi. Curah jantung dapat meningkat sampai 40% diatas kadar non pregnan sejak minggu ke 20 sampai aterm.
              • Selama persalinan, curah jantung meningkat khususnya pada kala II akibat rasa nyeri persalinan – kontraksi uterus dan usaha meneran yang ;enih lanjut akan menyebabkan terpompanya darah kedalam sirkulasi
              • Pasca persalinan, kenaikan curah jantung terus dipertahankan sampai selama 4 hari dan kemudian menurun secara bertahap.
            ARTERI
            • Tekanan darah arteri pada trimester kedua menurun akibat vasodilatasi perifer yang dipengaruhi oleh estrogen dan prostaglandin
            • Postur wanita hamil mempengaruhi tekanan darah arteri. Tekanan darah arteri paling tinggi saat duduk dan paling rendah ketika berbaring miring , pada posisi telentang tekanan darah arteri tidak terlampau tinggi dibandingkan posisi berdiri.
            • Supine Hypotensive Syndrome sering dialami oleh ibu hamil pada posisi telentang. Sindroma ini terjadi akan tekanan uterus pada VCI-vena cava inferior yang menyebabkan aliran balik darah vena ke jantung ( venous return ) menurun – menurunnya curah jantung dan tekanan darah.
            VENA
            Varises ekstrimitas bawah disebabkan oleh :
            1. Tekanan balik akibat tekanan uterus gravid pada VCI
            2. Relaksasi otot polos dnding vena akibat progesteron

             

            SISTEM PERNAFASAN

            Dispneoe akibat :
            1. Meningkatnya sensitivitas pusat pernafasan terhadap CO2 karena pengaruh kadar progesteron yang tinggi
            2. Elevasi diafragma oleh pembesaran uterus
             

            TRAKTUS GASTROINTESTINAL

            • Gingivitis : peningkatan vaskularisasi dan kecenderungan terjadinya perdarahan dan hipertrofi papila interdental
            • Ptialismus : salivasi berlebihan
            • Mual dan muntah : morning sickness dan emesis gravidarum pada bulan bulan pertama kehamilan
            • Perubahan selera makan ( rakus, pika ) dan gangguan indra penciuman
            • Gangguan pencernaan makanan ( kembung, dispepsia ):
              • Menurunnya motilitas lambung akibat tingginya kadar progesteron
              • Menurunnya keasaman lambung akibat regurgitasi sekesi alkali dari usus ke lambung.
            • “Hurt Burn” : refluk asam lambung kedalam esofagus
            • Konstipasi :
              • Menurunnya motilitas usus besar (efek progesteron )
              • Meningkatnya reabsorbsi air dalam usus besar (efek aldosteron)
              • Tekanan kolon oleh uterus
              • Aktivitas ibu hamil yang kurang
            • Batu empedu : terjadi kecenderungan pembentukan batu empedu akibat atonia dan lambatnya pengosongan kantung empedu
            • Hemoroid :
              • Tekanan mekanis pada vena dalam panggul
              • Gangguan dinding vena akibat pengaruh progesteron
              • Konstipasi
            • Apendik : berpindah keatas akibat pembesaran uterus
             

            TRAKTUS URINARIUS

            • Ginjal : RBF - Renal Blood Flow (aliran darah ginjal) dan GFR-Glomerular Filtration Rate meningkat 50%
            • Ureter : dilatasi ureter dan pelvik renalis akibat
              • Relaksasi ureter (efek progesteron)
              • Tekanan pada dinding panggul oleh uterus yang membesar terutama pada sisi kanan
            • Vesika urinaria : Frekuensi buang air kecil yang sering terjadi pada kehamilan muda akibat :
              • Tekanan pada vesika urinaria oleh uterus yang gravid
              • Bendungan mukosa vesika urinaria
            • Inkontinensia urinae sering terjadi pada kehamilan dan biasanya segera menghilang pasca persalinan

             

            SISTEM MUSKULO-SKELETAL

            • Lordosis progresif untuk mengkompensasi posisi anterior dari uterus yang membesar
            • Meningkatnya mobilitas sendi panggul akibat perlunakan persendian dan ligamentum yang disebabkan oleh progesteron dan relaksin
             

            SISTEM ENDOKRIN

            • Kelenjar Hipofisis :
              • Hipofisis anterior membesar akibat meningkatnya jumlah sel penghasil prolaktin (laktotrof)
              • Kadar prolaktin meningkat sampai 50 ng/ml saat aterm agar terjadi laktasi
            • Kelenjar Tiroid :
              • Pembesaran kelenjar secara difus
              • Peningkatan aktivitas kelenjar ditunjukkan oleh adanya peningkatan :
                • BMR – basal metabolic rate sebesar 30%
                • Kadar TBG – thyroxine binding globulin , T3 – tri iodothyronine dan T4 – thyroxin
                • TSH – Thyroid Stimulating Hormone , T3 dan T4 bebas
            • Kelenjar Paratiroid :
              • Ukuran dan aktivitas meningkat dalam pengaturan metabolisme kalsium
            • Kelenjar Adrenal :
              • Hipertrofi terutama kortek adrenal sehingga terjadi peningkatan kadar mineralokortikoid (aldosteron ) dan glukokortikoid ( cortisol )
             

            PERUBAHAN METABOLISME

            1. Peningkatan Berat Badan
              • Peningkatan berat badan selama kehamilan rata –rata 10 – 12 kg
              • Kenaikan terutama terjadi pada trimester II dan III sekitar 350 – 400 gram per minggu
              • 6 kg dari kenaikan sebesar 11 kg terdiri dari Jaringan tubuh ibu : payudara, uterus dan darah
              • 5 kg dari kenaikan sebesar 11 kg Jaringan tubuh anak : janin, plasenta dan cairan amnion
              • Dari 11 kg kenaikan : Air 7 kg - Lemak 3 kg dan Protein 1 kg
            2. Metabolisme air : terdapat kecenderungan retensi air sekunder dari adanya retensi natrium
            3. Metabolisme protein : terdapat kecenderungan retensi nitrogen yang diperlukan untuk pembentukan jaringan tubuh ibu dan anak
            4. Metabolisme karbohidrat :
              • Kehamilan bersifat diabetogenik
              • Alimentari Glukosuria dapat terjadi pada kehamilan muda
              • Renal glukosuria dapat terjadi pada pertengahan kehamilan
            5. Metabolisme lemak : terdapat kecenderungan peningkatan kadar lipid dalam plasma dengan kemungkinan terjadi asidosis
            6. Metabolisme mineral : terdapat peningkatan kebutuhan zat besi – kalsium – fosfat dan magnesium

            5. Selaput Ketuban & Cairan Amnion


            KORION : membran bagian paling luar dan menempel pada dinding uterus serta menempel pada tepi plasenta
            Histologi Korion : terdiri dari 4 lapisan
            1. Lapisan seluler
            2. Lapisan retikuler padat
            3. Pseudo-basement membrane
            4. Trofoblas
            AMNION : membran transparant berwarna abu-abu yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan talipusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam cairan tersebut.
            Histologi : Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan
            1. Lapisan seluler
            2. Membrana basalis
            3. Stratum kompaktum
            4. Stratum fibroblas
            5. Stratum spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan lapisan seluler korion
            CAIRAN AMNION
            • Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2 )
            • Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada kehamilan 36 – 38 minggu mencapai 1000 ml setelah itu volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai kehamilan postmatur
            Komposisi :
            1. Air ( 98 – 99% )
            2. Karbohidrat ( glukosa dan fruktora ), protein ( albumin dan globulin ), lemak, hormon (sterogen dan progesteron ) , enzym ( alkali fosfatase )
            3. Mineral ( natrium, kalium dan klorida )
            4. Material lain ( vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium )
            Sirkulasi :
            Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya

            Asal :
            1. Janin ( produksi utama )
              • Sekresi aktif dari epiteo amnion
              • Transudasi sirkulasi janin
              • Air seni janin
            2. Maternal
              • Transudasi dari sirkulasi maternal
            Cairan amnion diabsorbsi melalui amnion kedalam sirkulasi maternal dan melalui gastrointestinal janin (proses menelan pada janin )
             
            Fungsi :
            • Selama kehamilan
              1. Melindungi janin terhadap trauma
              2. Medium bagi gerakan janin
              3. Mempertahankan suhu tubuh janin
              4. Sumber nutrisi janin
              5. Medium eksresi janin
            • Selama persalinan
              1. “Fore water” ( cairan ketuban yang berada di depan bagian terendah janin ) membantu proses dilatasi servik
              2. Antiseptik jalan lahir setelah ketuban pecah

            4. Tali Pusat

            TALI PUSAT

             

             

            Anatomi

            Asal dari : connecting stalk
            Panjang : pada kehamilan aterm ± 50 sentimeter
            Diameter : 2 sentimeter
            Struktur : Terdiri dari jaringan ikat mesodermal yang disebut “Wharton Jelly” terbungkus dengan amnion. Berisi :
              • 1 ( satu ) vena umbilikalis  membawa aliran darah teroksigenasi dari plasenta menuju janin
              • 2 ( dua ) arteri umbilikalis membawa aliran darah yang te;ah mengalami deoksigenasi dari janin menuju ke plasenta
              • Sisa yolc sac dan allantois

             

            Insersio

            • Talipusat umumnya mengadakan insersi pada pars fetalis plasenta secara parasentral (70%) dan secara sentral ( 3%)
            • Insersi abnormal:
              1. Insersi marginalis ( battledore insertion )
              2. Insersio vilamentosa : insersio pada selaput ketuban dan pembuluh darah masuk kedalam plasenta melalui tepi plasenta. Bila pembuluh darah tersebut melintasi ositium uteri internum disebut sebagai vasa praevia . Vasa praevia dapat terjadi pada kelainan plasenta succenteriata.

             

            Kelainan panjang tali pusat:

            • Talipusat pendek : sering merupakan penyebab dari
              1. Perdarahan intrapartum akibat solusio plasenta
              2. Hambatan desensus pada persalinan
              3. Inversio uteri
            • Talipusat panjang :
              1. Talipusat terkemuka atau menumbung
              2. Lilitan talipusat
              3. Simpul talipusat
                  1. True knot : dapat menyebabkan asfiksia
                  2. False knot : Wharton Jelly yang berlebihan disatu tempat dalam talipusat
              4. Talipusat terpuntir : umumnya terjadi didekat umbilikus dimana jumlah wharton jelly kurang banyak
            clip_image001
            True Knot
            clip_image002
            False knot

             

            Hematoma talipusat

            • akibat ruptura pembuluh talipusat

             

            Arteri umbilikalis tunggal

            • sering berkaitan dengan kelainan kongenital

            3. Plasenta

            Bambang Widjanarko

            PLASENTA

            Plasenta terbentuk dari korion frondusum ( bagian dari janin ) dan desidua basalis ( bagian maternal )

            clip_image003

            Makroskopik:
            • Bentuk : seperti cakram dengan Ø 15 – 20 sentimeter dan berat 500 gram
            • Tebal : 2.5 sentimeter
            • Posisi : 99.5% berada di segmen atas rahim ; 2/3 pada permukaan posterior dan 1/3 pada permukaan anterior
            Permukaan plasenta :
            • Pars Fetalis : halus – mengkilap dan tertutup selaput amnion. Insersio talipusat parasentral dan terlihat pembuluh darah talipusat yang menyebar
            • Pars maternalis : berwarna abu abu kemerahan dan terdiri dari 15 – 20 kotiledon. Masing masing kotiledon memiliki cabang vilus utama yang terbungkus dengan desidua basalis.
            clip_image004

            Fungsi Plasenta

            clip_image006
             
            FUNGSI RESPIRASI
            O2 dan CO2 melewati plasenta melalui proses difusi sederhana. Hemoglobin Fetal – HbF memiliki afinitas dan kapasitas pembawa yang lebih besar dibandingkan Hemoglobin Dewasa – HbA.
            Ikatan 2.3 Diphosphoglyecerate (2,3 – DPG) yang merupakan tempat pengikatan oksigen di molekul hemoglobin dalam HbF kurang erat sehingga afinitas oksigen HbF lebih besar dibanding kan HbA,
            Kecepatan difusi oksigen tergantung pada :
            1. Perbedaan gradien gas antara maternal dan janin
            2. Aliran darah maternal dan janin
            3. Permeabilitas plasenta
            4. Luas permukaan plasenta
            FUNGSI NUTRISI
            Transfer nutrien dari ibu ke anak terjadi melalui :
            1. Difusi sederhana : air dan elektrolit
            2. Difusi terfasilitasi : glukosa
            3. Difusi aktif : asam amino
            4. Pinositosis : protein molekul besar dan sel
            FUNGSI EKSKRESI
            Produk metabolisme sisa seperti urea janin akan masuk sirkulasi ibu melalui difusi sederhana pada plasenta

            PRODUKSI ENZYM
            Misal : oksitosinase, monoamine oksidase – insulinase – histaminase alkalin fosfatase dan Produksi dari PAPP – pregnancy associated plasma proteins : PAPP A, PAPP B, PAPP C , PAPP D dan PP5 yang peranan dan fungsinya masih belum jelas
            PENGHALANG – BARRIER
            Darah janin dalam vili korialis terpisah dari darah maternal dalam spatium intervilus oleh penghalang yang terdiri dari :
            • Endotel pembuluh darah janin
            • Stroma vilus
            • Sitotrofoblas
            • Sinsitiotrofoblas
            Akan tetap, penghalang tersebut bersifat tak sempurna mengingat masih memungkinkan dilalui oleh IgG, homon, antibiotika, sedatif, virus tertentu (rubella dan varisela) serta sejumlah mikro organisme seperti treponema pallida. Bahan yang memiliki molekul besar seperti heparin dan insulin tidak mampu melewati penghalang plasenta

            FUNGSI ENDOKRIN
            Hormon Protein
              • hCGhuman chorionic gonadotropin
                • Glikoprotein yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas
                • Fungsi : mempertahankan peran korpus luteum dalam 10 hari pertama kehamilan untuk tetap menghasilkan estrogen dan progesteron sampai sinsitiotrofoblas dapat menghasilkan estrpgen dan progesteron sendiri
                • Molekul hCG terdiri dari 2 subunit:
                  1. Subunit alpha yang menyerupai dengan FSH-LH dan TSH
                  2. Subunit beta yang spesifik untuk hCG
                • hCG meningkat pesat pasca implantasi dan mencapai kadar puncak 100.000 mIU/ml pada hari ke 60 kehamilan dan kemudian menurun sejak hari ke 100 sampai 30.000 mIU/ml dan tetap dalam kadar ini sampai aterm.
                • Penentuan adanya hCG digunakan untuk
                  1. Diagnosa dini kehamilan
                  2. Diagnosis Kehamilan Ektopik
                  3. Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas
              • hPLhuman placental lactogen
                • Hormon polipeptide yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas
                • Dugaan peranan :
                  1. Lipolisis : meningkatkan kadar asam lemak bebas yang merupakan sumber energi ibu dan nutrisi janin
                  2. Inhibisi glukoneogenesis : penghematan glukosa dan protein dan ini memperlihatkan efek anti insulin dari hPL
                  3. Somatotropik : memungkinkan pertumbuhan janin dengan meningkatkan asupan glukosa, asam lemak dan asam amino.
                  4. Efek mamotropik dan latogenik
                • hPL dapat terdeteksi pada kehamilan 5 – 6 minggu dan terus meningkat sampai kehamilan 36 minggu dengan kadar 6 mg/ml
                • Kadar sebanding dengan masa plasenta
              • hCThuman chorionic thyrotropin
                • Diduga berperan pada aktivitas thyroid maternal dan memungkinkan perkembangan kelenjar thyroid janin
              • Hypothalamic dan pituitary like hormone
                • Misal yang menyerupai GnRH-gonadotropin releasing hormon, CRF – corticotropin releasing factor, ACTH-adrenocrpticotropoc hormone dan MSH- melanocyte stimulating hormone
              • Inhibin , relaksin dan beta endorphin
            Hormon Steroid
            • Estrogen :
              • Sintesa terjadi di sinsitiotrofoblas dari prekursor DHES – dehydroepiandrosterone sulphate atau 16 α – hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate
              • Menjelang kehamilan aterm, 50% DHES di peroleh dari kelenjar adrenal janin dan 50% dari adrenal ibu. DHES kemudian mengalami transformasi dalam plasenta menjadi 17β oestradiol ( E2 )
              • 90% dari 16 α – hydroxy dehydroepiandrsoterone sulphate diambil dari janin setelah hidroksilasi DHES dalam hepar janin dan 10% yang berasal dari maternal dengan cara yang sama
              • Eskresi estrogen terjadi melalui air seni maternal dalam bentuk estriol ( E3) , estradiol (E2) dan estriol (E3) ; Diantara ketiga bentuk tersebut, yang paling besar adalah bentuk E3
              • Estriol serum dan air seni maternal merupakan petunjuk penting dalam menentukan kesehatan janin mengingat bahwa sintesa dari estrogen tergantung pada adrenal dan hepar janin serta unit fetoplasenta
              • Pada kehamilan normal , sekresi Estriol urine meningkat sampai 35 – 40 mg per 24 jam. Penurunan estriol urine menunjukkan adanya bahaya pada janin
              • Estrogen dan progesteron menyebabkan serangkaian perubahan akibat kehamilan yang terjadi pada traktus genitalis dan payudara.

            • Progesteron :
              • Sintesa terjadi pada sinsitiotrofoblas dari kolesterol
              • Eksresi melalui urine dalam bentuk pregnandiol
              • Meningkat secara bertahap selama kehamilan sampai mencapai 250 mg per hari pada kehamilan tunggal
              • Sebagai prekursor dari adrenal janin untuk menghasilkan glukokortikoid dan mineralokortikoid

            Kelainan Plasenta

            KELAINAN BENTUK
            • Plasenta bilobata : Plasenta terdiri dari 2 lobus yang terhubung dengan jaringan plasenta
            • Plasenta bipartita : Plasenta terdiri dari 2 baguan yang sama besar yang dihubungkan dengan selaput ketuban. Talipusat mengadakan insersi di salah satu lobus dan cabang cabang pembuluh talipusat berjalan didalam selaput ketuban menuju ke lobus yang lain
            • Plasenta suksenteriata : Plasenta tediri dari satu lobus besar dan lobus yang kecil. Talipusat mengadakan insersi pada lobus yang besar dan cabang pembuluh berjalan dalam selaput ketuban ke lobus aksesorius. Lobus aksesorius dapat tertinggal dalam persalinan sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan
            clip_image008
            • Plasenta sirkumvalata : terdapat cincin putih yang terdiri dari desidua pada pars fetalis plasenta. Keadaan ini disebabkan akibat korion frondusum tak dapat memberi nutrisi memadai pada janin sehingga terjadi pertumbuhan vili perifer seccara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan abortus, perdarahan antepartum, persalinan preterm dan intra uterine fetal death
            clip_image010
            • Plasenta fenestrata : plasenta ber lubang
             
            KELAINAN UKURAN
            • Plasenta membranasea: plasenta sangat tipis sehingga hampir memenuhi dinding cavum uteri dengan diameter 30 – 40 sentimeter dan dapat mencapai segmen bawah rahim sehingga menyebabkan gejala plasenta previa
            KELAINAN BERAT
            Ukuran dan berat plasenta sangat besar pada keadaan :
            • Diabetes melitus
            • Sifilis
            • Hidrops fetalis
            KELAINAN POSISI : Plasenta previa
            KELAINAN ADHESI : Vili korialis menembus dinding uterus
            • Plasenta akreta : sampai menembus miometrium akibat defisiensi desidua basalis
            • Plasenta inkreta : menembus bagian dalam miometrium
            • Plasenta perkreta : Menembus sampai mencapai serosa
            LESI PLASENTA
            • Infark Placenta:


              • Terlihat pada kasus Hipertensi Dalam Kehamilan :


                • Infark putih : akibat deposit fibrin
                • Infark merah : perdarahan vasa maternal
            • Tumor plasenta:


              • Korioangioma adalah tumor pembuluh plasenta yang sering terkait dengan kejadian hidramnion

            2. Fisiologi Reproduksi

            FISIOLOGI REPRODUKSI

            Bambang Widjanarko


            clip_image002
            Kehamilan terjadi bila terjadi pembuahan ovum oleh sperma matur yang telah mengalami kapasitasi

            clip_image004

            Sperma

            • Sperma meninggalkan testis dengan membawa 23 kromosom namun masih belum mampu mengadakan fertlisasi
            • Maturasi menjadi sempurna sepanjang perjalananannya sejauh 6 meter dalam epididimis dan setelah bercampur dengan plasma seminalis yang berasal dari epididimis – vesika seminalis dan kelenjar Prostate
            • Pasca ejakulasi semen, dengan kemampuan geraknya sendiri sperma mencapai servik dalam beberapa detik dan masuk kedalam kanalis servikalis setelah meninggalkan plasma seminalis dalam vagina.
            • Saat ovulasi, lendir servik memungkinkan terjadinya penetrasi dan kapasitasi sperma oleh karena :
              1. Lendir servik lebih encer dan membentuk saluran helikal sehingga sperma dapat melaluinya
              2. Kadar glukosa dan klorida lendir servik meningkat
            • Sperma selanjutnya mencapai cavum uteri dan bergerak terus menuju ke tuba falopii sampai mencapai tempat fertilisasi di pars ampullaris tuba falopii. Peristiwa ini dapat terjadi oleh karena :
              1. Sperma memiliki kemampuan bergerak sendiri ( own motility )
              2. Adanya gerak peristaltik cavum uteri dan tuba falopii yang dipicu oleh prostaglandin dalam plasma seminalis
            • Sperma dapat mencapai tuba dalam waktu 30 – 40 menit, namun fertilisasi baru berlangsung setelah 2 – 6 jam. Jeda waktu tersebut diperlukan untuk proses kapasitasi sperma
            • Kapasitasi sperma adalah proses yang terjadi setelah sperma mampu menembus zona pellucida yang berada di sekitar ovum. Sekresi servik dan tuba berperan penting dalam proses kapasitasi sperma. Kapasitasi sperma adalah proses yang diperlukan untuk :
              1. Meningkatkan konsentrasi DNA dalam nukleus
              2. Meningkatkan permeabilitas lapisan kaput sperma sehingga pelepasan hialuronidase meningkat
            clip_image006
            clip_image008

             

            Ovum

            • Ovum meninggalkan setelah pecahnya Follicle d’Graaf dengan membawa 23 kromosom yang dikelililingi zona pellucida dan corona radiata
            • Ovum ditangkap oleh Pars Fimbriae Tuba Falopii dan bergerak kearah ampula akibat adanya silia dan peritaltik ritmis dari tuba falopii
            clip_image011

             

            Fertilisasi

            • Saat ejakulasi, berjuta sperma ditumpahkan dalam vagina namun hanya beberapa ratus ribu diantaranya yang mampu mencapai ostium tuba dan hanya beberapa saja yang berhasil menembus zona pellucida dan hanya satu spermatozoa yang dapat masuk kedalam ovum melalui spatium perivitelina
            • Setelah masuknya sperma kedalam ovum, zona pelucida menahan masuknya sperma lain kedalam ovum
            • Pronuklei ovum dan sperma menyatu dan membentuk zygote yang memiliki 46kromosom )

             

            Penentuan Jenis Kelamin

            • Ovum matang membawa 22 otosom dan satu kromosom X ; sperma matang membawa 22 otosom dan kromosom X atau kromosome Y.
            • Bila sperma yang membuahi memiliki kromosome X maka kelamin janin adalah perempuan (46 XX) ; bila sperma yang membuahi memiliki kromosome Y maka kelamin janin adalah laki laki ( 46 XY )

             

             

            Klivej dan pembentukan blastosis

            • Dalam perjalanan ke dalam cavum uteri, ovum yang telah dibuahi akan membelah menjadi 2, 4, 8 dan 16 sel ( blastomere ). Awal pembelahan ter jadi dalam 24 jam pasca fertilisasi dan berulang sekitar setiap 12 jam sampai terbentuk morula yang mencapai cavum uteri sekitar 4 hari pasca fertilisasi
            clip_image013
            • Rongga yang terbentuk dalam morula menyebabkan struktur morula berubah menjadi struktur kistik yang dinamakan blastosis. Dinding dalam kista disebut “inner mass cell” ( embrioblast ) yang akan membentuk struktur janin dan dinding luar kista disebut lapisan luar ( trofoblas ) yang akan menginvasi endometrium ( implantasi )
            • Blastosis berada dalam keadaan bebas dalam cavum uteri selama 3 – 4 hari dan mendapatkan makanan yang berasal dari sekresi endometrium

             

            Implantasi = nidasi

            clip_image015
             
            DESIDUA
            Endometrium tebal yang kaya vaskularisasi dari uterus hamil. Kelenjar membesar , berkelok kelok dan berisi penuh degan sekresi. Sel stroma menjadi besar dengan inti kecil dan sitoplasma jernih ( disebut sel desidua )
            Desidua , seperti halnya dengan endometrium fase sekresi memiliki 3 lapisan :
            1. Lapisan superfisial yang padat ( compact )
            2. Lapisan intermedia yang berongga ( spongy )
            3. Lapisan basal yang tipis
            Pelepasan plasenta terjadi sampai pada lapisan intermedia dan regenerasi bermula dari sel basal.
            Trofoblas dari blastosis mengadakan invasi desidua agar terjadi implantasi pada :
              • Permukaan posterior segmen atas rahim ( 2/3 kasus kehamilan )
              • Permukaan anterior segmen atas rahim ( 1/3 kasus )
            Pasca implantasi, desidua mengalami diferensiasi menjadi :
              • Desidua basalis ( dibawah sisi yang mengadakan implantasi )
              • Desidua kapsularis ( yang membungkus ovum )
              • Desidua parietalis atau desidua vera yang melapisi cavum uteri

            Dengan semakin membesarnya janin maka desidua kapsularis menjadi satu dengan desidua parietalis yang terjadi sekitar kehamian 12 minggu.
             
            clip_image017
             
            Fungsi desidua :
            1. Tempat implantasi
            2. Membatasi proses invasi trofoblas
            3. Nutrisi pada ovum yang mengadakan implantasi
            4. Bersama sama dealam proses pembentukan plasenta
             
            KORION
            Pasca implantasi, trofoblas mengadakan diferensiasi menjadi 2 lapisan :
            1. Lapisan luar yang disebut sinsitiotrofoblas berupa sel multinuklear tanpa batas sel
            2. Lapisan dalam (lapisan Langhan ) yang disebut sitotrofoblas berupa sel kubis dengan sitoplasma
            Mesoderm nampaknya adalah bagian dari sitotrofoblas , trofoblas dan mesoderm bersama sama membentuk korion
            Jaringan mesodermal menghubungkan “inner cell mass” dengan korion yang kelak akan menjadi talipusat.
            Dalam sinsitium terbentuk rongga berisi darah ( lakuna ) yang semakin membesar dan sering bergabung membentuk “ spatium korio desidual “ atau spatium intervilousa . Erosi pembuluh darah desidua oleh trofoblas memungkinkan darah untuk mengadakan sirkulasi dalam spatium tersebut
            Pada awalnya , vili korialis berada disekitar ovum. Setelah 12 minggu, vili di sisi berlawanan dari desidua kapsularis mengalami atrofi dan terjadilah korion leave dan membentuk selaput ketuban.
             
            clip_image019
             
            Vili di sisi berlawanan dari desidua basalis tumbuh dan bercabang untuk membentuk korion frondusum dan bersama sama dengan desidua basalis membentuk plasenta. Sejumlah vili menempel pada desidua basalis dan disebut sebagai anchoring villi dan sejumlah vili lain melayang bebas dalam spatium intervilosa dan disebut sebagai absorbing villi.
            AMNION
            Pasca implantasi, terbentuk dua rongga dalam “inner cell mass” yaitu :
              • Cavum amnion
              • Yolc sac
            Dan diantara kedua rongga tersebut terbentuk mesoderm.
            Lapisan sel yang berada di dasar cavum anion akan membentuk struktur ektodermal janin dan sel yang berada di atas yolc sac akan membentuk struktur endodermal janin. Struktur yang berada diantaranya akan membentuk struktur mesoderm
             
            Fase perkembangan janin :
            • Ovum : produk konsepsi pada 2 minggu pasca fertilisasi
            • Embrio : dari kehamilan 3 minggu sampai 5 minggu
            • Foetus : dari kehamilan 6 – 40 minggu

            1. Organ Reproduksi Wanita

            Bambang Widjanarko


             
            Sistem reproduksi wanita dirancang untuk sejumlah fungsi :
            1. Menghasilkan sel telur atau oosit yang diperlukan dalam proses reproduksi
            2. Sarana transportasi sel telur menuju tempat fertilisasi
            3. Tempat terjadinya fertilisasi di tuba falopii
            4. Tempat implantasi hasil fertilisasi di uterus sebagai awal proses kehamilan
            5. Ovarium menghasilkan hormon seksual waniya yang perlu bagi fungsi reproduksi
            Bila tidak terjadi fertilisasi dan atau implantasi maka sistem reproduksi akan mengalami proses menstruasi ( pelepasan mukosa uterus setiap bulan )
            Selama menopause produksi hormon seksual dari sistem reproduksi wanita yang penting bagi berlangsungnya siklus reproduksi secara bertahap akan berkurang. Bila seorang wanita sudah berhenti menghasilkan hormon seksual maka wanita tersebut sudah mengalami menopause.

            clip_image002

             

            Apa saja struktur yang merupakan bagian dari anatomi organ reproduksi wanita?

            Anatomi reproduksi wanita terdiri dari struktur eksternal dan struktur internal.
            Peran struktur eksternal :
            1. Jalan masuk sperma kedalam tubuh wanita
            2. Melindungi organ genitalia interna dari serangan infeksi mikiro organisme

            Struktur Eksternal Sistem Reproduksi Wanita :
            1. Labia majora: Labia Major menutup dan melindungi sejumlah struktur eksternal. Struktur ini homolog dengan skrotum pria. Labia major memiliki kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Setelah pubertas labia major tertutup dengan rambut pubis.
            2. Labia minora: Labia major panjangnya kira kira 5 sentimeter dan terletak didalam labia major dan mengitari orifisium vaginae dan meatus urethrae eksternus.
            3. Kelenjar Bartholin: Kelenjar ini terletak disamping orifisium vaginae dan memproduksi cairan encer (mukus).
            4. Klitoris: Labia minor kiri dan kanan bertemu dibagian anterior didaerah klitoris , satu tonjolan kecil yang homolog dengan penis pada pria. Klitoris terutup lipatan kulit yang disebut preputium yang juga terdapat pada pria. Seperti halnya penis, klitoris adalah struktur erektil yang peka terhadap rangsangan
            clip_image004


            Struktur Internal Sistem Reproduksi Wanita :
            1. Vagina: Vagina adalah saluran yang menghubungkan servik ( bagian terbawah uterus ) dengan bagian luar tubuh dan dikenal pula sebagai jalan lahir.
            2. Uterus (womb): Uterus adalah organ berbentuk seperti buah peer yang memiliki rongga untuk tempat pertumbuhan dan perkembangan janin. Uterus terbagi menjadi dua bagian : servik uteri dan corpus uteri yang akan menampung janin selama kehamilan. Servik memiliki saluran didalamnya yang disebut sebagai kanalis servikalis yang berperan sebagai saluran masuk sperma dan saluran keluar darah haid
            3. Ovarium: Ovarium adalah dua buah kelenjar berbentuk bulat lonjong dan pipih yang terdapat disamping uterus. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon seksual wanita.
            4. Tuba Falopii: Saluran yang berada di bagian atas uterus kiri dan kanan yang berperan sebagai saluran ovarium untuk perjalanan sel telur dari ovarium ke uterus. Konsepsi , fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi dalam tuba falopii dan selanjutnya hasil fertilisasi akan menuju ke uterus dan mengalami implantasi kedalam endometrium.

            Apa yang terjadi dalam siklus menstruasi?

             

            clip_image006


            Wanita pada usia reproduksi akan mengalami aktivitas hormonal siklis yang berulang setiap bulan. Pada setiap siklus, tubuh wanita yang berada pada masa reproduksi mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya kehamilan. Istilah menstruasi.merujuk pada peristiwa peluruhan berkala dari endometrium ( Menstru artinya “ setiap bulan” dan dari sinilah awal munculnya istilah siklus menstruasi )
            Siklus menstruasi rata rata berlangsung setiap 28 hari dan berlangsung dalam fase folikuler, ovulasi dan fase luteal.

            clip_image008
            Terdapat 4 hormon utama yang secara langsung mempengaruhi jalannya siklus menstruasi :
            1. FSHFollicle Stimulating Hormone
            2. LHLuteinizing Hormone
            3. Estrogen
            4. Progesteron
            GnRHGonadotropin Releasing Hormone adalah hormon hipotalamus yang berperan memicu pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis.

            Fase Folikuler

            Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus haid. Selama fase folikuler siklus haid terjadi serangkaian peristiwa sebagai berikut :
            • FSH dan LH dilepaskan dari hipofisis dan menuju ke ovarium melalui aliran darah
            • FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan 15 – 20 sel folikel primer dalam ovarium
            • FSH dan LH berperan pula dalam memicu pelepasan estrogen dari ovarium
            • Dengan peningkatan kadar estrogen dalam darah maka produksi FSH akan menurun, mekanisme ini berfungsi untuk membatasi agar tidak terjadi pertumbuhan dan perkambangan folikel primer lebih lanjut.
            • Dengan berlanjutnya fase folikuler, satu diantara sejumlah folikel yang tumbuh dan berkembang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dominan sampai tahap matur. Pertumbuhan folikel yang dominan ini akan menekan pertumbuhan dan perkembangan folikel lainnya sehingga berhenti dan mati. Sel telur dominan ini akan terus memproduksi estrogen.
            • Pada saat ini, endometrium akan tumbuh dan disebut stadium proliferasi
             

            clip_image010

             

            Ovulasi

            Dalam siklus menstruasi 28 hari, fase ovulasi atau ovulasi terjadi 14 hari setelah awal fase folikuler. Fase ovulasi kurang lebih berada pada pertengahan siklus menstruasi dsan fase menstruasi akan terjadi sekitar 14 hari pasca ovulasi.
            Selama fase ini terjadi serangkaian kejadian sebagai berikut :
            • Meningkatnya estrogen dari folikel yang dominan merupakan pemicu keluarnya sejumlah hormon LH
            • Hormon LH akan menyebabkan terjadinya ovulasi
            • Setelah ovulasi, sel telur akan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa kedalam tuba falopii
            • Pada fase ini, lendir servik semakin banyak dan kental yang berguna untuk menangkap sperma dan memberi makan sperma sehingga mampu bergerak kedepan agar terjadi fertilisasi
             

            clip_image012

             

            Fase Luteal

            Fase luteal dimulai sejak ovulasi dan meliputi sejumlah proses bagai berikut :
            • Setelah melepaskan sel telur, folikel kosong akan menjadi struktur baru yang disebut corpus luteum
            • Corpus luteum akan menghasilkan progesteron yang berperan lebih lanjut dalam mempersiapkan uterus agar hasil fertilisasi dapat mengalami proses implantasi
            • Pada stadium ini, endometrium akan terus tumbuh dan disebut stadium sekresi
            • Bila terjadi fertilisasi sperma atas sel telur maka embrio akan berjalan dalam tuba falopii menuju ke uterus dan mengadakan implantasi
            • Bila tidak terjadi fertilsasi, sel telur akan terus berjalan menuju uterus . Oleh karena tidak diperlukan untuk mendukung kehamilan maka endometrium akan luruh dan terjadilah haid.
             

            clip_image014

             

            Berapa jumlah sel telur yang dimiliki oleh wanita?

            Sebagian besar sel telur dalam ovarium akan mengalami kematian dan hilang saat seorang wanita mengalami menopause.
            Pada saat lahir, neonatus diperkirakan memiliki 1 juta sel telur , jumlah tersebut terus menurun dan saat pubertas hanya tersisa sekitar 300.000.
            Sepanjang masa reproduksi, terdapat sekitar 300 – 400 sel telur yang tumbuh matang dan mengalami ovulasi.